SPcom JAKARTA – Pedagang di lokasi binaan (Lokbin) Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, mengeluhkan adanya pungutan liar (Pungli) oleh oknum preman. Bahkan per harinya, jumlah pungli dari lokasi tersebut bisa mencapai ratusan juta rupiah.
G (inisial), salah satu pedagang sayur di lokasi tersebut mengungkapkan, setiap hari dirinya harus membayar biaya tambahan jika ingin masih berjualan.
“Untuk listrik Rp 6.000, sampah Rp 10.000, keamanan Rp 5.000, itu setiap malam,” ungkapnya.
Hal serupa diungkapkan juga oleh pedagang lain, yang bernisial O. Bahkan ia mengatakan, oknum yang memungut uang tersebut ada beberapa kelompok.
“Kalau saya tiap malam bayar lampu Rp 6.000 karena pakai 2 lampu, inisial (oknum) H dan P. Dan ada Rp 20.000 yang narikin lagi juga ada,” terangnya.
Terkait hal tersebut, Kepala Seksi Koperasi Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PPKUMKM) Jakarta Barat, Djarot Sarafuddin mengatakan, pihaknya tengah mencari bukti terkait adanya pungli ini.
“Walaupun saya sendiri sudah mencium aroma itu, namun kita perlu ada pembuktian. Lebih lanjutnya kita serahkan ke penegak hukum,” tegasnya, Rabu (7/7/2021).
Sebab, lanjut Djarot, untuk masalah penerangan hal tersebut telah disubsidi oleh Pemprov DKI Jakarta antara Rp12-15 juta per bulannya. Potensi pungli per hari dari pasar tersebut cukup besar, karena ada sekitar 300 pedagang yang tercatat Sudin PPKUMKM Jakarta Barat.
“Jika benar adanya kutipan itu, nilainya bisa mencapai ratusan juta bahkan milyaran rupiah. Kita tidak akan mentolerir jika ada orang kita yang terlibat dalam pungutan liar tersebut,” tandasnya.(Iwan HT)