SPcom JAKARTA – Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) menampik anggapan pihaknya yang ingin menghapus jejak sejarah G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti, di Makocad Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.
“Bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad,” jelas Kapen Kostrad Kolonel Inf Haryantana dalam rilis yang dikutip Suryapagi.com, Selasa (28/9/2021).
Menurutnya, permintaan pembongkaran patung tersebut diajukan oleh Pangkostrad ke-34 Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution. Itu dilakukan saat bersilaturahmi ke Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman pada 30 Agustus 2021 yang juga dihadiri oleh Kas Kostrad serta Ir Kostrad.
“Pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution. Karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011 s/d 13 Maret 2012) beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut,” terangnya.
Ia mengungkapkan, alasan Azmyn ingin patung tersebut dibongkar karena keyakinan yang dianutnya.
“Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilakan. Jadi tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI). Pembongkaran patung-patung murni keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide,” tandasnya.
Klarifikasi ini terkait pernyataan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut pihaknya menghilangkan patung sejumlah tokoh negara di Museum Darma Bhakti Kostrad. Museum itu dulunya adalah tempat kerja Mayjen TNI Soeharto selaku Pangkostrad. (SP)