SPcom BANDA ACEH – Tiga penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Aceh dicopot dari jabatannya dan diproses Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) karena diduga memeras pemilik toko emas yang sedang berperkara karena menjual emas tidak sesuai kadar.
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Winardy membenarkan tiga oknum polisi tersebut dicopot dari jabatannya sebagai penyidik untuk memperlancar proses pemeriksaan itu.
“Tiga orang (penyidik) yang diindikasikan, sudah dilepastugaskan sebagai penyidik untuk proses pemeriksaan. Jadi, pendalaman dilakukan oleh Propam,” kata Winardy, Jumat (29/10).
Winardy mengatakan pihaknya juga mengindikasikan ada pemerasan yang dilakukan tiga anggota Polda Aceh itu. Namun belum terbukti, masih harus menunggu proses propam
Sebelumnya penyidik Polda Aceh disebut memeras pengusaha toko emas yang bermasalah saat melakukan penyidikan dalam kasus perdagangan emas murni yang tidak sesuai kadarnya.
Dugaan pemerasan itu muncul dari kuasa hukum pengusaha tersebut, Razman Arif Nasution.
Menurut dia, dalam proses penyidikan oknum polisi Polda Aceh meminta uang Rp200 juta pada kliennya. Permintaan yang sama juga diduga dilakukan pada tiga toko emas yang bermasalah dalam kasus itu.
“Ada penarikan uang Rp200 juta rupiah oleh oknum berinisial AKP WAR di Ruang Kasubdit di Polda Aceh. Saya ingin selalu bagaimana penegakan hukum yang benar dan saya datang jauh-jauh dari Jakarta untuk mengungkap ini,” katanya, Rabu (20/10).
Upaya pemerasan tersebut sudah dilaporkan ke Irwaspada Polda Aceh. Laporan yang sama juga dilakukan kepada pihak kejaksaan terkait penyimpangan yang dilakukan oleh oknum jaksa.
“Propam sudah mengambil tindakan, tiga orang yang diindikasikan sudah dilepas tugaskan sebagai penyidik untuk proses pemeriksaan. Jadi, pendalaman dilakukan oleh Propam,” kata Winardy, Senin (1/11/2021).
Sebelumnya, empat pemilik toko emas di Banda Aceh ditetapkan tersangka karena diduga menipu pelanggan dengan menjual emas yang tidak sesuai kadar kemurniannya.
Keempat tersangka tersebut yakni CP, S, T dan H. Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Winardy mengatakan, keempat tersangka merupakan pemilik toko yang beroperasi di Pasar Aceh, Jalan Tengku Chiek Pante Kulu, Desa Baro, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.
Praktik curang penjualan emas ini terungkap dari laporan masyarakat. Penyelidikan yang dilakukan Polda Aceh mengonfirmasi emas yang dijual tidak sesuai dengan kadarnya.
Polda Aceh juga telah memiliki hasil uji laboratorium yang menunjukkan adanya pengurangan kadar kemurnian emas. Seharusnya kadar emas 95 persen namun dalam kuitansi jual beli tercantum 99 persen. (SP)