suryapagi.com
NEWSREGIONAL

Viral Malapraktik Operasi Usus Buntu di RSUD

SPcom TANGERANG – Viral sebuah video yang diduga malapraktik yang dialami oleh seorang pasien yang melakukan operasi usus buntu, di RSUD Kabupaten Tangerang.

Dinarasikan, dugaan malapraktik itu dialami seorang pasien berinisial AS (21), yang merupakan warga Curug, Kabupaten Tangerang. AS disebutkan mengalami infeksi di perut pascaoperasi usus buntu.

Sebelumnya, AS dibawa keluarganya ke RS karena mengeluh sakit di perutnya. Lalu dokter di RS menyarankan dilakukan operasi usus buntu. Akhirnya AS dioperasi dan harus menjalani kontrol pascaoperasi.

Keluarga mengira saat kontrol pertama semua baik-baik saja. Tetapi, dua hari kemudian, AS mengalami demam dan jahitan pada bagian perut itu terlepas hingga mengeluarkan nanah serta darah.

Tanggapan RSUD Kabupaten Tangerang
Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi RSUD Kabupaten Tangerang Hilwani mengatakan dugaan kelalaian yang dimaksud tidak benar.

Menurutnya, sudah ada pertemuan antara kuasa hukum pasien dan pihak RSUD Kabupaten Tangerang.

“Dan sudah dijelaskan masalah yang dianggap kelalaian itu adalah bukan kelalaian. Klarifikasi ini sudah dipahami dengan jelas oleh kuasa hukum pasien,” kata Hilwani, Selasa (9/8/2022).

Ia menyebut, dalam pertemuan itu, pihak RS mendorong pasien untuk kontrol sesuai anjuran dokter rutin pascaoperasi.

Hilwani menjelaskan, secara klinis, pemasangan bahan dari sarung tangan itu berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang ada di dalam luka bekas operasi.

“Jadi operasi itu tidak bisa disamakan semuanya. Ada risiko ringan, sedang, ada risiko berat. Nah, ini risiko berat ini operasinya. Operasi dengan risiko berat pasti ada setelah selesai operasi risiko operasi perjalanan penyakit operasinya. Nah, dari risiko berat ini, ada cairan yang tidak diserap oleh tubuh,” tuturnya.

“Jadi, setelah operasi selesai, pasien membaik boleh rawat jalan di rumah. Kan kita tidak tahu apakah anjuran dokter dipatuhi atau tidak. Biasanya kan, asal abis operasi, jangan banyak jalan-jalan, jangan kena air. Nah, kita tidak tahu kan kepatuhan pasiennya,” imbuh Hilwani.

Dia mengatakan pasien yang sudah menjalani operasi harus menjalani kontrol rutin.

“Bukan (semua bahan sarung tangan dimasukkan ke situ). Malah itu untuk menyelamatkan si pasien pada kasus-kasus seperti ini. Supaya cairan keluar sehingga cairan yang tidak diserap yang dari infeksi itu tidak membahayakan pasien. Harusnya pasien kontrol rutin pada kasus seperti ini,” tegasnya. (SP)

Related posts

Polisi Ungkap Mahasiswi Kesehatan Buang Bayi di Tempat Sampah

Ester Minar

5 Rumah di Ciputat Timur Terbakar

Sandi

Dua Anak Panti Asuhan Diduga Diperkosa Pengasuhnya

Ester Minar

Leave a Comment