SPcom JAKARTA – Pada 26 September 2022 lalu, Anggota Komisi IX DPR RI, M. Nabil Haroen menuntut pembenahan dunia pendidikan kedokteran. Sebab hingga kini masih banyak perundungan, bullying dan intimidasi di dalamnya.
Ia pun mengajak semua pihak yang berhubungan untuk mau dan berani membongkar praktik tersebut. Terlebih dalam pendidikan kedokteran untuk spesialis.
“Saya mengutuk keras adanya perundungan, bullying di pendidikan kedokteran. Ini harus kita stop. Kita perlu kerja bersama dan kerja sama untuk membongkar kasus ini, mengevaluasi, sekaligus membenahi proses pembelajaran, praktikum dan kurikulum dalam pendidikan kedokteran, terutama pendidikan spesialis, yang ada selama ini,” katanya saat itu dalam FGD dengan IDI DKI Jakarta, di Giesmart Plaza.
Terkait hal ini Ketua IDI Wilayah DKI Jakarta Dr. Aldrin Neilwan Pancaputra mendukung penuh gerakkan yang disampaikan oleh Anggota DPR RI dari Dapil V Jawa Tengah itu.
“Tentunya kami akan berupaya semaksimal mungkin mendukung upaya-upaya yang menuju pada kebaikan. Beberapa hari lalu MKEK IDI wilayah DKI Jakarta membuat sosialisasi pada beberapa stakeholder terkait masalah perundungan ini,” ucapnya.
Saat ditanya langkah perlindungan untuk peserta didik, terutama yang sedang menempuh pendidikan spesialis, Aldrin mengklaim hal itu sudah dijalankan.
Pengurus IDI DKI Jakarta telah menerbitkan surat imbauan kepada pimpinan institusi pendidikan jelang Muscab IDI Cabang Jakarta Pusat pada 8 Oktober 2022.
“Kami telah mengeluarkan surat imbauan kepada pimpinan institusi pendidikan agar dapat mengupayakan upaya pencegahan perundungan , termasuk dalam masalah Muscab,” tegasnya.
Terkait Muscab, Aldrin juga mengatur pengawasan dari Panitia Penyelenggara (Panpel) Muscab.
“Tentunya organisasi IDI telah memiliki aturan organisasi dan pengawasannya untuk mencegah terjadinya pelanggaran dalam menjalankan organisasi,” tuturnya.
Telah beredar imbauan ke institusi pendidikan Pada 27 September 2022. Isinya adalah :
- Residen dihimbau tidak ikut Muscab tersebut, apabila terindikasi adanya tekanan terhadap kebebasan residen dalam menggunakan haknya, mengingat statusnya masih dalam pendidikan
- Apabila residen mau ikut dalam Muscab tersebut, maka dipastikan tidak ada paksaan, tekanan, atau lainnya yang mengurangi kebebasan berdemokrasi
Surat tersebut terbit pada 27 September 2022, ditandatangani oleh Ketua IDI Wilayah dan Sekretaris dr. Fazilet Soeprapto.
Ia pun mengimbau kepada para calon untuk tidak menggunakan cara-cara curang dalam pemilihan. Sebab profesi dokter sendiri adalah untuk memberikan manfaat kepada masyarakat.
“Hidup hanya satu kali dan sangat singkat. Maka gunakan setiap kesempatan yang ada sebagai ladang ibadah,” tandasnya. (Sp)