SPcom KENDARI – Seorang siswi SMA berinisial ART (15) diduga dibully dan dianiaya senior saat mengikuti diklat organisasi. Peristiwa itu viral di media sosial. Keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke polisi.
Peristiwa siswi dibully dan dianiaya senior itu dibagikan akun @YenniSeptianiS melalui Twitter pada Senin (22/11). Dalam postingan yang dilihat detikcom, Yenni mengaku sebagai sepupu korban.
Dia menceritakan kejadian yang menimpa sepupunya itu dalam beberapa bagian atau thread. Awalnya dia mengatakan bahwa sepupunya mengalami perlakuan tidak mengenakkan yang membuat wajahnya menjadi lebam.
“Hi guys, disini aku mau cerita soal perlakuan yang ga mengenakkan terjadi sama adik sppu kandungku yang buat wajahnya lebam, awalnya dia ga mau mengaku tapi setelah dipaksa sama tanteku dia mengaku sampai menangis gemetar kalo dia habis dibully,” tulis Yenni dalam unggahannya.
Yenni mengatakan peristiwa itu terjadi di salah satu SMA di Kendari saat sepupunya mengikuti diklat Komite Keamanan Sekolah (K2S). Dia mengatakan sepupunya dianiaya oleh seniornya dengan cara ditampar oleh 4 orang.
“Adik saya mendapat perlakuan tindakan penganiayaan oleh kakak kelasnya di panitia kegiatan ini, Adik saya di tampar kurang lebih 4 orang,” tuturnya.
Yenni menceritakan pipi sepupunya bengkak namun tidak ingin mengakui karena sudah diancam oleh seinornya. Namun pada akhirnya siswi SMA itu mengaku setelah dipaksa berbicara.
“Pas adik saya di jemput pulang sekitar jam 12 siang hari minggu pipinya sudah bengkak. Awalnya dia nda mau jujur karena takut dan sudah di ancam untuk tidak angkat bicara. Tapi tadi kami paksa dia untuk bicara.Setelah dia bicara kami langsunh bawa untuk divisum & buat laporan polisi,” ungkapnya.
Dalam postingan itu, Yenni turut melampirkan sejumlah bukti video dan gambar percakapan pesan singkat.
Saat dikonfirmasi, kakak kandung korban berinisial ART, Jesika mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (20/11). Namun pihak keluarga baru mengetahuinya pada Selasa (22/11) setelah korban dipaksa untuk mengaku.
Jesika menuturkan, adiknya ditampar oleh 4 orang seniornya. Saat itu, ART disebut melihat sejumlah orang namun tidak ada yang menolongnya ketika ditampar.
“Pengakuan adik saya itu 4 orang. Soalnya saat ditampar ditutup matanya, jadi yang dia lihat cuma 4 orang. Pada saat dia ditampar ada orang di sekelilingnya yang lihat juga itu tidak ditolongin, cuma dilihat aja. Jadi kayak dijadikan bahan perpeloncoan,” tuturnya.
Menurutnya, sebelum adiknya ditampar, juga sempat menjadi korban bullying oleh seniornya. Namun Jesika mengaku tidak mengetahui persis apa penyebab adiknya dibully.
“Pasti ada kata-kata (bully) dulu. Kayak ‘oh ini kah yang dibilang beda kasta’, gitu,” terangnya.
Atas peristiwa yang dialami adiknya itu, Jesika mengatakan pihak keluarganya langsung melaporkan para terduga pelaku ke polisi. Adiknya ART juga sebelumnya telah melakukan visum. (SP)