SPcom JAKARTA – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan status siaga tempur bukan operasi militer dalam menangani kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Yudo mengatakan status itu diterapkan untuk kesiapsiagaan prajurit di daerah rawan. Ia ingin naluri militer prajurit tumbuh dengan penetapan status itu.
“Itu kan bukan operasi militer, siaga tempur. Siaga tempur itu kan untuk pasukan kita sendiri supaya siaga sewaktu-waktu diserang. TNI ini kan harus selalu siaga pasukan itu,” kata Yudo di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (26/4).
Yudo mengatakan selama ini TNI menerapkan operasi teritorial dan operasi komunikasi sosial di Papua. Operasi-operasi itu dilakukan karena situasi kerawanan di masyarakat tidak tinggi.
Saat ini, TNI menerapkan status siaga tempur setelah ada perubahan tingkat kerawanan. Akan tetapi, TNI tak akan melakukan penyerangan dalam siaga tempur.
“Bukan ofensif, kita tetap defensif, tetapi mereka harus siap karena memang di daerah yang kerawanannya tinggi,” ujarnya, seperti dilansir cnnindonesia.
Sebelumnya, Yudo menetapkan status siaga tempur di Papua. Kebijakan itu diberlakukan setelah empat prajurit tewas dalam kontak senjata dengan KKB.
Kontak senjata terjadi di Nduga, Papua, Rabu (19/4) lalu. TNI sedang berupaya membebaskan pilot Susi Air Philip Mehrtens dari sekapan KKB. (SP)