Suara lirih tangisan perempuan kerap menjadi pertanda akan terjadinya kecelakaan maut di Tanjakan Selarong, benarkah?
SPcom BOGOR – Menyisir Tanjakan Selarong yang konon banyak melewati titik-titik mistis, para pengendara diingatkan agar mengendara dengan ekstra hati-hati. Mitos tentang adanya aura tak biasa di area tanjakan itu, menjadikan Tanjakan Selarong sebagai tanjakan yang selalu dilalui dengan penuh konsentrasi.
Jembatan Gadog atau yang juga dikenal dengan Tanjakan Selarong di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat seolah tak pernah usai diceritakan. Sepintas, tanjakan yang merupakan akses utama menuju kawasan wisata Puncak itu memang tak terlihat berbeda, dibandingkan dengan jalan lainnya. Nnamun ruas demi ruas Tanjakan Selarong meretas tragedi maut yang kerap terjadi.
Di balik sejumlah penjelasan logis penyebab kecelakaan, Tanjakan Selarong tak lepas dari cerita tentang Batu Nenek Jangkung. Menurut masyarakat setempat, Tanjakan Selarong dulunya merupakan satu jalur, sebelum akhirnya dibangun sebuah jalan baru pada tahun 1987 silam. Konon, batu yang dikenal dengan nama Batu Nenek Jangkung tidak bisa dpindahkan saat proses pembukaan jalan.
Selain karen usianya yang sudah sangat tua, warga juga setempat percaya batu itu dijaga oleh sosok astral menyerupai nenek tua bertubuh jangkung. Kemisteriusan Batu Nenek Jangkung bukanlah satu satunya kisah tak biasa yang berhembus dari Tanjakan Selarong.
Selain itu beredar cerita di kalangan warga tentang suara lirih tangisan perempuan yang kerap terdengar di sekitar lokasi. Konon tangisan tersebut dipercaya sebagai pertanda akan terjadi sebuah kecelakaan di Tanjakan Selarong. Suara-suara dan sosok tak kasat mata ini, dipercaya warga setempat sebagai sesuatu di balik berbagai tragedi yang kerap terjadi di sana.
Misteri kecelakaan maut Tanjakan Selarong ternyata memang telah meretas bak legenda yang terpatri di benak masyarakat setempat. Begitulah. “Kalau logika sih ini karna turunan, tapi ada yg bilang pernah ada suatu kecelakaan terus orangnya masih selamat. Jadi katanya dia ngeliat ada yg lewat, tapi pas dia sadar ternyata ga ada siapa-siapa,” ujar Asi Sahputra, sopir angko yang bias melintasi Tanjakan Selarong.
Ya, selalu ada penjelasan logis dan mitos di balik setiap insiden yang terjadi di Tanjakan Selarong. Demikian halnya ketika sebuah kecelakaan tragis terjadi, pada tahun 1976 silam. Sebuah tragedi yang mengguncang naluri karena melibatkan sejumlah kendaraan besar dan mengakibatkan korban jiwa hingga 80 orang.
Tapi, kecelakaan maut yang kerap terjadi di Tanjakan Selarong memang tak selamanya terhubung dengan fenomena mistis. Kontur jalan yang menurun panjang dan licin ketika hujan kerap menghadirkan kesulitan bagi kendaraan besar, terutama bus dan truk yang melintas. (SP)