SPcom JAKARTA – Indonesia mengirimkan bantuan 10 juta dosis vaksin polio bOPV ke Afghanistan
melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI). Seremoni pengiriman bantuan dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di bandara Soekarno Hatta, Jakarta, pada Kamis 7 Maret 2024.
Retno mengatakan situasi kemanusiaan di Afghanistan masih belum membaik. UN World Food Programme memperkirakan ada 23,7 juta masyarakat Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Kondisi sistem kesehatan yang tidak memadai menyebabkan masyarakat rentan terpapar penyakit menular. Afghanistan juga merupakan salah satu negara di dunia negara yang dikategorikan sebagai negara endemik polio.
“Di tengah situasi ini, tentunya kita wajib membantu. Dan ini juga berdasarkan permintaan dari pihak Afghanistan untuk dapat menyumbangkan vaksin polio, karena kalau kita bicara mengenai vaksin polio, saya kira kita termasuk yang paling maju. Kita sudah memproduksi dan mengekspor ke banyak negara,” kata Menlu Retno.
Hibah vaksin polio ini produkasi Bio Farma. Ini juga menjadi bagian dari komitmen Indonesia kepada rakyat Afghanistan yang manfaatnya diharapkan dirasakan langsung oleh rakyat Afghanistan yang memerlukannya.
Penyediaan dan pengiriman bantuan ini, di antaranya juga hasil kerja sama dengan UNICEF yang akan memfasilitasi pengiriman dan pendistribusian vaksin tersebut.
Sedangkan Sri Mulyani mengatakan bantuan 10 juta dosis vaksin polio merupakan dukungan konkret terhadap program vaksinasi Afghanistan yang akan menjangkau 3,3 juta anak-anak usia di bawah tiga tahun.
Pengangkutan dan distribusi vaksin akan dilakukan oleh UNICEF berkoordinasi dengan pihak Afghanistan.
Menkeu menambahkan LDKPI atau Indonesian AID didirikan dengan semangat solidaritas sesama negara berkembang dan komitmen pada target-target global seperti SDGs.
“Selama 4 tahun beroperasi, lembaga ini telah memberikan hibah kerja sama pembangunan senilai Rp356,58 miliar ke 49 negara sahabat, termasuk Palestina, Ukraina, Myanmar, Timor Leste, Papua Nugini dan Fiji,” terang Sri Mulyani. (SP)