suryapagi.com
MISTERIRAGAM

Misteri Larangan Pembuatan Ogoh-Ogoh di Desa Adat Renon

Ada sejarah misterius, yang membuat warga Desa Renon takut dan enggan membuat Ogoh-ogoh.

SPcom JAKARTA – Festival Ogoh-ogoh di Bali, yang digelar setiap tahunnya menjelang Hari Raya Nyepi, mengalirkan kisah misteri, terkait patung yang konon bisa hidup sendiri. Dari Desa Renon, Denpasar inilah mitos di balik Ogoh-ogoh yang disebut memakan tumbal, dan bisa bergerak sendir.

Perayaan Nyepi di Bal/ selalu identik dengan Festival ogoh-ogoh.  Beranekaragam patung dengan wujud menyeramkan, bisa dijumpai di berbagai pelosok Pulau Dewata. Tapi tidak begitu dengan Desa Renon di Denpasar. Di tempat ini, tak ada Perayaan Ogoh-ogoh yang digelar warga. Pasalnya, ada sejarah misterius, yang membuat warga setempat takut dan enggan membuat Ogoh-ogoh.

Konon, Ogoh-ogoh yang dibuat di daerah ini, seolah-olah bisa hidup sendiri. Seperti dimasuki makhluk astral, ogoh-ogoh yang dulu pernah dibuat di Desa Renon juga kerap memakan tumbal.  Bukan sekedar cerita rakyat, di tahun 1979, Pemuka Adat Desa Renon menyebut para remaja dis ana pernah membuat Ogoh-ogoh, yang justru memantik berbagai peristiwa ganjil tak termakan nalar.

Ada yang ogoh-ogohnya tak bisa diarak setelah dibuat, ada pula yang ogoh-ogohnya seolah-olah hidup dan bergeark sendiri. Dan tak sedikit warga yang kerasukan, sehingga sejak tahun 2000, Ogoh-ogoh di Desa Renon tak pernah lagi dibuat. “Rangkaian dari Penyepian itu ada tradisi Ogoh-ogoh. Tapi  maaf, kami khusus di Renon tidak melakuakn aktifitas itu, karena secara niskala tidak diizinkan oleh beliau,” ujar Jero Mangku made Suartana/ Juru mangko Pure Desa Renon.

Ogoh-ogoh sendiri telah merentang sejarah panjang di Pulau Bali. Ogoh-ogoh dengan bentuk menyeramkan, adalah visualisasi kekuatan negatif dari Alam Niskala. Sebagai manifestasi Bhuta Kala, energi negatif yang mengakibatkan datangnya kegelapan bagi umat manusia, Festival Ogoh-ogoh diharapkan dapat memurnikan jiwa manusia, sebelum melakukan proses Nyepi.

Dari sejumlah sumber, Ogoh-ogoh di Bali disebut muncul tahun 70-an. Sejak saat itu, setiap tahunnya Festival Ogoh-ogoh rutin digelar, dan bahkan diperlombakan setiap tahunnya. Sebagai manifestasi Bhuta Kala, wujud ogoh-ogoh memang dibuat menyeramkan.

Dengan mata membelalak, kepala bertanduk, gigi bertaring, dan berukuran raksasa, Ogoh-ogoh yang diarak dan diangkat keliling desa. Diharapkan hal itu bisa mengangkat energi negatif dalam jiwa manusia. Konon, wujud angker Ogoh-ogoh itu adalah bentuk asli, dari bermacam makhluk dari dimensi gaib.

Setelah diarak keliling desa adat, ogoh-ogoh biasanya langsung dibakar. Hal ini dilakukan agar energi negatif dari Bhuta Kala, dalam wujud Ogoh-ogoh, benar-benar hilang dan warga bisa merayakan Nyepi dengan tenang. (SP) 

Related posts

Seperti Ini Kondisi Personel DMasiv Pasca Alami Kecelakaan

Ester Minar

Ini Curhat Pilu Sang Ibunda, Pamit Kepada Eril

Ester Minar

Orang Tua Bella Shofie Alami Kecelakaan, Mobil Ringsek

Ester Minar

Leave a Comment