Keluarga, sanak-saudara, dan masyarakat lainnya menggelar pesta dan menari dengan jenazah yang baru saja digali dari liang lahat
SPcom JAKARTA – Kematian selama ini identik dengan duka dan kesedihan. Kematian juga berarti memisahkan kita secara lahiriah dengan orang tercinta. Tapi di Madagaskar, Afrika Timur, hal itu tak berlaku sepenuhnya. Itulah yang terlihat saat masyarakat Suku Malagasi di daerah Hauts Plateaux, Madagaskar menggelar festival kematian, yang disebut Famadihana
Dengan iringan live musik yang begitu riang, ratusan masyarakat setempat menggelar sebuah pesta, untuk membangkitkan kenangan terhadap orang yang telah meninggal dunia. Selain memotong hewan dan makan bersama, masyarakat juga menggali kubur sanak saudara mereka yang telah tiada bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun lamanya.
Festival yang dilakukan 7 tahun sekali ini, benar-benar penuh keriangan. Bahkan ketika proses penggalian kubur dilakukan, iringan musik serta tarian, masih terus menyertai. Setelah proses penggalian kubur dilakukan, Festival Famadihana, dilanjutkan dengan proses penggantian kain pembungkus mayat.
Kain kafan yang lama dan telah kusam bahkan hancur, diganti dengan kain kafan yang baru. Tanpa ada rasa takut, masyarakat di Madagaskar melakukannya dengan penuh suka-cita. Bahkan setiap setiap orang di Suku Malagasi, mampu mengganti kain kafan sebelum bersenang-senang dan menari bersama jenazah kelaurga mereka. Selama proses ini iringan musik masih terus bergema, disertai dengan tarian penuh suka-cita.
Dan ketika penggantian kain kafan telah dilakukan, acara puncak Famadihana pun dilangsungkan. Diikuti ratusan masyarakat, dengan puluhan hingga ratusan jenazah, keluarga, sanak-saudara dan masyarakat lainnya, menggelar pesta dan menari dengan jenazah yang diangkat bersama-sama sembari bergoyang penuh semangat.
Mungkin bagi kebanyakan orang di luar Madagaskar, Tradisi Famadihana barangkali terdengar aneh. Tapi bagi orang-orang di Suku Malagasi, festival Famadihana adalah cara mereka untuk tetap terkoneksi, hingga wujud penghormatan dan cinta untuk orang-orang yang telah meninggal dunia. (SP)