Pembangunan Terowongan Ijo dilakukan dengan mengerahkan pekerja kerja paksa. Konon, banyak pekerja yang tewas dalam proyek tersebut karena kondisi kerja yang berat dan tidak manusiawi.
SPcom JAKARTA – Berada di wilayah Daop 5 Purwokerto, Jawa Tengah, ada sebuah terowongan kereta api yang dikenal angker, bernama Terowongan Ijo. Terowongan Ijo sendiri Terletak di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Cerita honor yang meliputi Terowongan Ijo, mulai dari cerita keranda mayat yang berseliweran tebang hingga horor yang menempel pada jendela kereta, saat melintasi terowongan itu. Ya, Itulah dua cerita paling horor yang menaungi Terowongan Ijo. Bukan hanya itu, dalam satu masa Terowongan Ijo ini juga sering sekali dipakai sebagai tempat buat bunuh diri.
Berdasarkan sejumlah informasi, Terowongan Ijo dibangun pada sekitar dua dekade akhir abad 19 atau tahun 1880-an. Tidak heran, jika Terowongan Ijo masuk menjadi salah satu terowongan kereta api legendaris di tanah Air. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 850 meter dan menghubungkan Stasiun Ijo dan Stasiun Gombong di Daerah Operasi V Purwokerto.
Terowongan Ijo dibangun pada tahun 1885-1886 oleh perusahaan kereta api negara Staatsspoorwegen (SS) pada zaman kolonial Belanda. Pembangunan Terowongan Ijo dilakukan dengan mengerahkan pekerja kerja paksa. Konon, banyak pekerja yang tewas dalam proyek tersebut karena kondisi kerja yang berat dan tidak manusiawi.
Sejak itu, terowongan ini menjadi tempat yang dianggap angker dan banyak orang yang merasakan kehadiran sosok-sosok gaib di dalamnya. Salah satu kisah mistis yang sering terjadi di Terowongan Ijo adalah penampakan keranda terbang atau yang sering disebut dengan lampor. Para masinis kereta api sering melaporkan penampakan ini ketika melintasi terowongan.
Beberapa masinis mengaku melihat keranda tergeletak di tengah rel, sosok yang mengangkat keranda di tengah rel, dan bahkan keranda yang terbang begitu saja melewati bagian depan kereta. Kisah mistis ini semakin menambah kesan angker dari Terowongan Ijo.
Kini, pemerintah telah menonaktifkan Terowongan Ijo seiring dengan berlakunya sistem rel jalur ganda atau double track. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi dalam transportasi kereta api. Meskipun demikian, bangunan Terowongan Ijo akan tetap dipertahankan sebagai bagian dari sejarah perkeretaapian di Indonesia. (SP)
.