SPcom JAKARTA – Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan berita viral mengenai Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dipenuhi oleh anak-anak yang sedang menjalani cuci darah. Berita ini mengejutkan banyak warganet.
“Asli syok, di RSCM banyak bocil-bocil. Kirain berobat apaan, ternyata pada cuci darah,” tulis seorang pengguna media sosial dalam unggahannya.
Menanggapi fenomena ini, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan bahwa setidaknya 1 dari 5 anak Indonesia yang berusia 12-18 tahun berpotensi mengalami kerusakan ginjal. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat.
Menurut survei yang dilakukan oleh IDAI, ditemukan kondisi hematuria dan proteinuria pada urine anak-anak.
Hematuria adalah adanya darah dalam urine, sedangkan proteinuria adalah adanya protein dalam urine. Kedua kondisi ini merupakan indikasi awal dari kerusakan ginjal
“Salah satu pakar ginjal IDAI melakukan survei pada anak-anak remaja usia 12-18 tahun. Ternyata, 1 dari 5 anak remaja tersebut, setelah dicek urinenya, terdapat hematuria dan proteinuria. Jadi, ada darah dan protein dalam urine,” kata dr Piprim, Selasa (23/7/2024).
Lebih lanjut, dr Piprim menjelaskan bahwa kondisi ini mencerminkan gaya hidup anak-anak kita yang sangat memprihatinkan.
Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan tidur yang buruk seperti sering begadang menjadi faktor penyebab utama kerusakan ginjal pada anak-anak.
Pola makan dan minum anak-anak saat ini dianggap kurang baik. Mereka cenderung mengonsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan.
“Tidak bisa dipungkiri, sekarang kejadian obesitas meningkat pada anak-anak. Sekitar 80 persen anak dengan diabetes tipe 2 disertai dengan obesitas. Ini merupakan pangkal mula dari berbagai penyakit, termasuk penyakit ginjal,” ujar dr Piprim.
Untuk mencegah kerusakan ginjal pada anak, dr Piprim mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi pola makan, pola gerak, dan pola tidur anak-anak mereka.
“Banyak yang mesti diperhatikan. Misalnya, olahraga yang aktif sangat bagus untuk semua organ tubuh anak, baik jantung, ginjal, dan sebagainya. Selain itu, pastikan anak-anak cukup minum air putih,” kata dr Piprim.
“Kurangi konsumsi gula. Bukan hanya gula putih, tetapi juga berbagai pemanis yang terdapat dalam minuman soft drink. Jika kita masuk minimarket, mungkin ada sekitar 100 jenis minuman manis yang dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit ginjal,” tutupnya. (SP)