SPcom BATAM – Sebuah video yang memperlihatkan dua orang anggota Polresta Barelang diduga dikeroyok saat berjaga di pos pengamanan Simpang Dam, Sei Beduk, Batam, beredar viral di media sosial. Pelaku penganiayaan tersebut berjumlah 4 orang dan salah satunya mengenakan seragam TNI.
Dari video rekaman CCTV yang beredar, terlihat seorang pria berseragam TNI turun dari mobil berwarna kuning. Pria berseragam TNI AD itu langsung menghampiri dan memukul dua orang anggota polisi di Pos PAM Simpang Dam, Batam.
Kemudian terlihat tiga orang pria berpakaian preman berada di dalam mobil kuning juga turut turun. Mereka kemudian terlihat memukuli anggota polisi tersebut.
Anggota polisi itu kemudian melarikan diri dari lokasi kejadian. Dalam CCTV rekaman itu terlihat seorang pria berpakaian preman membuka dasbor dan mengambil parang.
Dalam video tersebut, pengendara sepeda motor yang melintas di depan pos PAM Simpang Dam juga turut diamuk oknum berseragam TNI. Pria lain yang berseragam sipil juga turut menganiaya warga tersebut.
Kapolresta Barelang, Kombes Heribertus Ompusunggu dikonfirmasi membenarkan kejadian pengeroyokan yang dialami anggotanya. Ia menyebut kejadian tersebut di wilayah Kecamatan Sei Beduk, Batam, Kamis (15/8) malam.
“Memang betul ada kejadian di wilayah hukum Sei beduk, terhadap kejadian tersebut masih kami dalami,” kata Heribertus, Jumat (16/8/2024).
Heribertus menyebut atas kejadian itu pihaknya langsung membentuk tim untuk penangan kejadian pengeroyokan itu. Ia menyebut pengeroyokan itu terjadi pada malam tadi.
“Sudah di bentuk team untuk penanganannya dengan maksimal,” ujarnya.
“Ini kita kumpulkan dulu keterangan lengkap, nanti baru kita infokan. Untuk penyebab kejadian itu masih didalami,” ujarnya.
Sementar, Komandan Korem 033/Wira Pratama, Brigjen TNI, Jimmy Watuseke dikonfirmasi terkait video itu mengatakan akan mengecek kejadian tersebut.
“Terima kasih infonya, Kami cek di lapangan,” kata Jimmy melalui pesan singkat, Jumat (16/8/2024).
Kemudian, Dandim 0316 Batam Kolonel Roy Chandra Sihombing menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa pengeroyokan itu. Menurut dia, ulah AP
Babinsa yang bertugas di Koramil Lubuk Baja berinisial tidak mewakili institusi tapi pribadi.
“Yang bersangkutan (AP) kami cari dan tadi pagi oknum langsung diamankan dan ditahan di sel. Kami tidak menutupi kasus ini. Ini perorangan bukan institusi. Kami mohon maaf atas kejadian ini,” ujarnya.
Roy menerangkan bahwa oknum TNI itu saat ini telah diproses di Denpom 1/6 Batam. Untuk masyarakat sipil yang terlibat akan diserahkan ke kepolisian.
“Yang terlibat oknum TNI akan diproses di Pom TNI AD. Yang sipil diserahkan ke Kapolres sehingga tidak ada yang ditutupi,” ujarnya.
Roy menyebut dari hasil penyelidikan yang dilakukan, kejadian pengeroyokan bermula dari seorang warga mengaku diganggu di dekat Kawasan Simpang Dam, Sei Beduk. Warga tersebut lalu mengadu ke AP.
“Anggota Kodim ini berinisial AP. Bahwa yang bersangkutan adalah Babinsa, mendapatkan laporan dari mitranya warga sipil bawa dia diganggu di sekitar Simpang Dam. Anggota ini sedang berpakaian dinas secara spontan dengan warga menuju wilayah tersebut. Namun saat di tempat orang yang dimaksud tidak ada dan salah sasaran, mereka turun dan serabutan. Akibatnya beberapa warga sipil terkena dan ada satu anggota polres yang tidak berdinas juga kena,” jelas Roy.
Pasca kejadian itu, Roy langsung menugaskan Danramil ke lokasi kejadian. Danramil pun ditugasinya untuk mencegah aksi lanjutan.
“Setelah itu mereka bubar dan kami mendapat informasi ini, Danramil kami perintahkan ke TKP dan laksanakan konsolidasi dan meredam aksi lanjutan. Sebenarnya suasana tadi malam sudah kondusif,” ujarnya.
Roy menilai insiden pengeroyokan itu terjadi karena persoalan salah paham yang melibatkan anggota TNI AD. (SP)