suryapagi.com
MISTERIRAGAM

Cerita Horor Kandang Menjangan, Ada Sosok Penunggu Menyeramkan

Selain bersejarah, bangunan yang sudah berusia ratusan tahun ini terkenal cukup angker

Di balik pesona cantik destinasi wisata di Yogyakarta, ternyata kota ini juga menyimpan cerita mistis yang berkembang di masyarakat sekitar. Salah satunya cerita mistis yang menyelimuti bangunan  Kandang Menjangan atau yang sering dijuluki Panggung Krapyak. Ya, bangunan ini merupakan salah satu bangunan bersejarah di Yogyakarta.

Bangunan berbentuk ruangan menyerupai kubus ini berada di Kampung Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Selain bersejarah, bangunan yang sudah berusia ratusan tahun ini terkenal cukup angker. Bahkan, beberapa warga juga memiliki cerita mistis yang pernah dialaminya saat melewati Kandang Menjangan ini.

Menurut beberapa sumber, pada 1990, seorang warga pernah mengalami kejadian mistis saat melintas di bundaran bangunan tersebut. Saat perjalanan pulang dari bekerja pada malam hari, mobil yang ia kendarai secara sadar justru terus berputar selama tiga kali tanpa berhenti.

Cerita lain datang dari seorang mahasiswa yang melihat sosok bayangan putih saat lampu motornya menyorot ke celah-celah pintu jendela bangunan tersebut. Saat diperhatikan lebih saksama, sosok tersebut tampak menggantung dan mengayun-ayunkan kakinya.

Bahkan, kepalanya juga ikut bergerak mengikuti gerakan dari mahasiswa yang lewat tersebut. Hal itu sontak membuat si mahasiswa ketakutan. Panggung Krapyak atau Kandang Menjangan dibangun pada 1760. Pembangunan ini terjadi pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I yang memiliki kegemaran berburu, sama seperti Prabu Hanyokrowati (putra Panembahan Senopati).

Fungsi dibangunnya Kandang Menjangan adalah untuk mengintai binatang buruan, salah satunya rusa yang dalam bahasa Jawa disebut ‘menjangan’. Dijadikan sebagai tempat mengintai binatang buas di hutan, bangunan ini dahulu memang terdapat di tengah hutan belantara.

Bangunan ini memiliki ukuran luas 17,6 meter x 15 meter dengan tinggi 10 meter. Dindingnya terbuat dari batu bata merah yang dilapisi semen. Setiap sisinya terdapat sebuah pintu dan dua buah jendela yang berada di kanan dan kirinya. Terdapat dua lantai pada bangunan ini.

Lantai bawah terbagi ke dalam empat ruangan yang dihubungkan oleh lorong, sedangkan lantai atas atau atapnya adalah sebuah tempat terbuka yang dibatasi oleh pagar di keempat sisinya. Tempat inilah yang kemudian digunakan sebagai tempat berburu binatang.

Beberapa orang juga menduga jika bangunan ini sempat digunakan oleh prajurit Mataram sebagai pos pertahanan. Konon, gerakan musuh dari arah selatan bisa dipantau dari tempat ini, sehingga bisa memberikan peringatan kepada keraton jika akan ada bahaya. (SP)

Related posts

Raffi Ahmad Beli Cilegon FC Tak Izin, Wali kota Cilegon Kecewa

Ester Minar

Setelah Rezky Aditya, Kini Ayahnya Yang Digugat Seorang Wanita

Ester Minar

Pj Heru Budi Utus Belasan Siswa SMP Ikuti Festival Budaya ke Prancis

Ester Minar

Leave a Comment