SPcom BLITAR – Seorang pelajar MTs di Kabupaten Blitar tewas usai dilempar kayu berpaku hingga menancap di kepala, oleh guru di sekolah. Dari informasi yang berhasil dihimpun, siswa tewas di Kabupaten Blitar, terjadi sekitar seminggu lebih. Hanya saja baru diketahui warga beberapa hari lalu.
Polisi pun akhirnya bergerak dengan meminta keterangan sejumlah saksi. Mulai pengurus sekolah, oknum guru hingga keluarga korban. Termasuk rumah sakit yang menangani.
“Sudah kami periksa semuanya. Sekarang kami masih menunggu laporan resmi dari keluarga korban,” kata Kepala Seksi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar, Jumat (27/9).
Dia mengatakan, pelajar yang menjadi korban dugaan kekerasan itu adalah K (14) warga Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Sementara oknum guru yang diduga melakukan penganiayaan adalah U, yang sehari-hari mengajar di MTs swasta plus di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok.
MTs ini adalah sekolah favorit yang dikelola oleh sebuah yayasan. “Kejadiannya di lingkup sekolah pada pagi hari,” katanya.
Dia mengatakan, dugaan penganiayaan itu berawal dari ketika oknum guru mendapati korban yang masih nongkrong. Padahal saat itu sudah waktunya sholat dhuha.
Nongkrong itu ada yang main badminton dan lain sebagainya. Awalnya diminta beranjak tetapi tak direspon. Akhirnya oknum guru emosi. Puncaknya, spontan melempar kayu dan mengenai kepala korban. Fatalnya kayunya ada paku.
“Paku di kayu menancap di bagian kepala belakang dan membuat korban tak sadar diri. Ngomongnya si guru tak sengaja,” katanya.
Begitu mendapati korban tak bergerak, sejumlah siswa lain panik. Oleh guru dan pengurus sekolah dibawa ke RSUD Srengat, Kabupaten Blitar.
Karena lukanya parah, angkat tangan hingga akhirnya pada siang hari, dirujuk ke RSUD di Kabupaten Kediri. Tetapi ternyata nyawanya sudah tak tertolong.
“Sudah meninggal dan dimakamkan,” katanya.
Sementara itu, penelusuran koran ini, korban selama ini tinggal bersama neneknya. Sementara orang tuanya berpisah. Si ibu juga menjadi tenaga kerja di luar negeri. Begitu juga sang ayah.
Sang nenek sempat tak mempermasalahkan, tetapi bapak dan ibunya akhirnya kaget mengetahui anaknya ada dugaan kekerasan di sekolah.
Kembali ke pernyataan Samsul, saat ini polisi terus bergerak.
“Kabar selanjutnya kami informasikan secepatnya. Yang jelas polisi sudah turun tangan,” pungkasnya. (SP)