SPcom SURABAYA – Seorang sopir taksi online Pudjiono (49) menjadi korban begal oleh penumpangnya sendiri di Jalan Grha Gunung Anyar Tambak, Gunung Anyar Surabaya, Selasa (1/10) sekitar pukul 09.00 WIB.
Diketahui pelaku bernama Maria Livia (23) warga Kelurahan Potulando, Ende Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT). Akibat aksi pelaku, korban mengalami luka tusuk parah di leher, dan wajah. Kini korban dirawat di RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Kapolsek Gunung Anyar Iptu Sumianto Harsya Fahroni mengatakan, pelaku awalnya berangkat dari Apartemen Amor Pakuwon City Surabaya. Pelaku memesan taksi online menuju Jalan Mulyosari dan turun di jalan tersebut.
Pelaku lalu meminta tolong warga untuk memesan taksi online dengan tujuan ke Gunung Anyar. Tak lama kemudian datang korban mengemudikan mobil Daihatsu Sigra nopol L 1867 CAS. Pelaku lalu menjadi penumpang korban duduk di bangku belakang.
Sesampainya di kawasan Graha Gunung Anyar Tambak, pelaku tiba-tiba menjerat leher korban dari belakang menggunakan tali tas.
“Karena korban melawan lalu pelaku mengambil pisau dari tas lalu ditusukkan di leher korban. Korban kesakitan lalu diturunkan dari mobil,” ujarnya.
Saat itu, lanjut Harsya, pelaku mengemudikan mobil korban dengan gugup. Sementara korban berteriak minta tolong warga dalam keadaan kesakitan. Mengetahui kejadian tersebut warga sekitar dan pengendara mengejar pelaku.
Pelaku malah masuk ke perumahan Royal Park Jalan Raya Moedern Gunung Anyar Mas. Dari situ, pelaku panik karena diteriaki korban. Kemudian mobil yang dikendarai pelaku menabrak mobil warga sekitar, sampai roda depan tidak bisa gerak.
“Otomatis berhenti kemudian keluar diamankan sekuriti. Kami dihubungi langsung ke TKP,” paparnya.
Saat melakukan olah TKP dan penyisirian, korban ditemukan di pinggir jalan. Kondisinya pisau masih menancap di leher. Korban lalu dievakuasi petugas gabungan menggunakan ambulans ke RSUD dr Soetomo. Sementara pelaku diamankan ke Polsek Gunung Anyar.
“Motif pelaku ingin menguasai mobilnya (korban) dia akan menjual mobil melalui online seharga Rp 50 juta. Dia butuh uang untuk pergi ke Australia liburan sekaligus kerja,” bebernya.
Dari hasil pemeriksaan, lanjut Harsya, tersangka beraksi sendiri. Lulusan salah satu peguruan tinggi swasta di Surabaya tahun 2022. Saat ini tersangka sedang menganggur tidak bekerja dan tinggal di apartemen Amor Pakuwon City.
“Dia sempat mengaku ada kompolotan. Tapi setelah disisir tidak ketemu, itu hanya alibi. Dia pelaku tunggal,” tandasnya. (SP)