SPcom PEKALONGAN – Peristiwa bencana tanah longsor melanda Desa Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Senin, 20 Januari 2025, sekitar pukul 17.30 WIB. Longsor terjadi akibat hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak siang hari.
Bencana ini menyebabkan kerusakan parah dengan 27 rumah rusak berat, lima jembatan hancur, serta tiga akses jalan terganggu akibat genangan air dan tanggul yang jebol.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, pada Kamis, 23 Januari 2025, mengungkapkan bahwa sebanyak 159 orang harus mengungsi akibat bencana ini.
Sementara itu, diketahui jumlah korban meninggal dunia tercatat mencapai 21 orang berdasarkan data per Rabu, 22 Januari 2025. Tim SAR gabungan juga masih berupaya mencari lima orang yang dilaporkan hilang.
Data korban hilang sempat mengalami perubahan setelah beberapa orang yang sebelumnya dinyatakan hilang ditemukan dalam keadaan selamat.
Untuk mendukung proses pencarian korban hilang, BNPB menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna mengantisipasi cuaca ekstrem yang dapat menghambat upaya penyelamatan.
Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menyebut bahwa intensitas hujan dalam seminggu terakhir sangat tinggi.
“Operasi TMC ini diharapkan dapat membantu meminimalkan cuaca ekstrem agar proses pencarian tidak terganggu,” ujarnya.
Operasi TMC mulai dilakukan pada Kamis, 23 Januari 2025, dengan melibatkan 1.300 personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, PMI, SAR, Satpol PP, serta relawan.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari, mulai dari 21 Januari hingga 4 Februari 2025. Keputusan ini diambil setelah ditemukannya korban meninggal dunia ke-17.
“Kami juga telah mendirikan posko di masing-masing empat kecamatan terdampak, yaitu Petungkriyono, Lebakbarang, Paninggaran, dan Kandangserang,” ujar Bupati Pekalongan, Dr. Hj. Fadia Arafiq, saat meninjau lokasi bencana pada Selasa, 21 Januari 2025.
Menurutnya, total ada 11 kecamatan yang terdampak longsor dan banjir bandang dari hulu hingga hilir.
Sekda Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar, menambahkan bahwa evakuasi dilakukan bersama tim dan relawan dengan tetap memperhatikan kondisi cuaca. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berdoa.
Bupati Pekalongan menyatakan telah meminta dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi, mengingat beberapa akses menuju daerah terdampak masih terputus.
BNPB telah menyalurkan bantuan penanganan darurat bencana senilai Rp289.500.000, yang terdiri dari Rp200 juta untuk operasional, 200 paket sembako, dan 100 paket makanan siap saji.
Upaya penanganan bencana ini terus dilakukan agar kondisi di Kabupaten Pekalongan segera pulih dan para korban mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. (SP)