Nama “Depok” sendiri diyakini berasal dari bahasa Sunda, yang berarti tempat datar atau rawa-rawa, menggambarkan kondisi geografis daerah ini pada waktu itu
SPcom JAKARTA – Depok, yang kini menjadi bagian dari Kota Depok, Jawa Barat, memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan masa penjajahan Belanda di Indonesia. Nama “Belanda Depok” berawal pada abad ke-17, ketika seorang pejabat Belanda bernama Pieter Erberveld membeli tanah di kawasan ini untuk dijadikan perkebunan. Erberveld, yang memiliki kedekatan dengan pemerintah kolonial, memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam kopi dan berbagai komoditas lainnya.
Sebelum kedatangan Belanda, wilayah yang kini dikenal sebagai Depok, merupakan daerah yang belum banyak tersentuh oleh pengembangan besar. Nama “Depok” sendiri diyakini berasal dari bahasa Sunda, yang berarti tempat datar atau rawa-rawa, menggambarkan kondisi geografis daerah ini pada waktu itu. Pada masa penjajahan, Depok menjadi salah satu kawasan yang penting bagi Belanda, baik sebagai pusat perkebunan maupun sebagai tempat tinggal bagi sejumlah pemukim Eropa, khususnya Belanda.
Perkebunan kopi yang berkembang di Depok memberi kontribusi pada perekonomian kolonial Belanda di Nusantara. Depok menjadi daerah yang cukup strategis, terletak tidak jauh dari Batavia (sekarang Jakarta), yang merupakan pusat pemerintahan Belanda di Hindia Belanda. Selain itu, ada pula catatan sejarah yang menyebutkan bahwa Belanda mengembangkan Depok sebagai tempat tinggal bagi orang-orang Belanda yang bekerja di perkebunan atau administratif kolonial.
Dengan demikian, wilayah ini tak hanya berkembang menjadi kawasan ekonomi, tetapi juga sebagai salah satu area pemukiman kolonial. Paska kemerdekaan Indonesia, Depok terus berkembang pesat. Kota ini kini menjadi salah satu daerah penyangga Jakarta, dengan infrastruktur yang semakin modern dan populasi yang terus meningkat. Meskipun banyak perubahan yang terjadi, jejak sejarah kolonial Belanda tetap terasa dalam nama dan beberapa situs bersejarah di Depok, termasuk bekas perkebunan dan rumah-rumah tua yang masih ada hingga saat ini. (SP)
