suryapagi.com
NEWSRAGAMREGIONAL

Heboh! Patung Penyu Senilai Rp 15,6 Miliar Ternyata Terbuat Dari Kardus, Pemprov Angkat Bicara

SPcom SUKABUMI – Sebuah patung penyu yang berada di Alun-alun Gado Bangkong di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, sedang menjadi sorotan lantaran rusak. Pasalnya saat bagian tempurung penyu bolong, terlihat ternyata patung itu materialnya menggunakan kardus serta bambu, padahal diduga patung itu dibangun dengan biaya Rp 15,6 miliar.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman mengungkapkan bahwa Alun-alun Gado Bangkong merupakan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang dibangun oleh pihak ketiga. Setelah rampung dibangun, Pemprov menyerahkan fasilitas publik itu kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi pada September 2024.

Ade membenarkan proyek tersebut senilai Rp 15,6 miliar. Namun bukan hanya untuk membangun patung penyu saja, tetapi keseluruhan fasilitas di Alun-alun Gado Bangkong.

“Kita menerima manfaat, segala sesuatunya itu dari provinsi. Kita sudah terima, kita hanya menjaga Gado Bangkong tersebut. Nilai Rp 15,6 miliar bukan hanya penyunya, tapi adalah Gado Bangkong secara keseluruhan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengucapkan terima kasih kepada provinsi yang telah bisa membangun Gado Bangkong,” ujar Ade, Rabu (5/3).

Lebih lanjut, Ade menyatakan kendati sudah diserahkan, namun Pemkab Sukabumi belum mengintervensi anggaran untuk pemeliharaan Alun-alun Gado Bangkong. Untuk saat ini yang dilakukan Pemkab sebatas menjaga.

“Jadi di sana itu kita belum intervensi anggaran, tetapi kayak pedagang dirapikan, terus taman-taman, kebersihan sudah ditugaskan. Kan ada biaya pemeliharaan itu harus dilihat, [biaya pemeliharaan] oleh provinsi,” ucapnya.

Sementara itu, dalam pernyataan resminya, pihak kontraktor PT Lingkar Persada KSO Adhi Makmur menyatakan bahwa patung penyu merupakan ornamen dari Alun-alun Gado Bangkong. Pihak kontraktor juga membantah bahwa ornamen itu nilainya sampai miliar rupiah, tetapi hanya sekitar Rp 30 juta, sesuai dengan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan.

Ornamen penyu tersebut dibuat menggunakan resin dan fiberglass, material yang umum digunakan untuk patung dan ornamen luar ruangan karena daya tahannya terhadap cuaca ekstrem.

“Terkait kardus dan bambu yang terlihat dalam video yang beredar, kami tegaskan bahwa material tersebut bukanlah bagian dari struktur utama ornamen, melainkan hanya alat bantu dalam proses cetakan awal,” ujar Pihak kontraktor, Imran Firdaus.

Secara logis, kata dia, jika ornamen ini benar-benar terbuat dari kardus, tidak mungkin bisa bertahan lebih dari satu tahun menghadapi hujan lebat, panas terik, dan kondisi pesisir yang ekstrem.

“Kami juga mengingatkan bahwa ornamen ini bukan untuk dinaiki oleh pengunjung. Sayangnya, banyak pengunjung yang memanjat dan berswafoto di atas ornamen ini, sehingga menyebabkan tekanan berlebih yang mempercepat kerusakan,” katanya. (SP)

Related posts

Bus Pariwisata Terbakar di Tol, Puluhan Personel Damkar Dikerahkan

Ester Minar

Indonesia Jadi ‘Tuan Rumah’ Pertemuan Kerja Sama Pembangunan Internasional

Ester Minar

Doni Salmanan Bebas dari Ganti Rugi, Para Korban Ngamuk

Ester Minar

Leave a Comment