Masyarakat sekitar percaya, meskipun fisiknya telah tiada, semangat atau kekuatan Mbah Marijan masih ada di sekitar Gunung Merapi dan petilasan beliau. Benarkah?.
SPcom JAKARTA – Kisah mistis tentang Petilasan Mbah Marijan cukup terkenal, terutama di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Mbah Marijan adalah sosok yang sangat dihormati, terutama karena perannya sebagai juru kunci Gunung Merapi. Beliau dikenal sebagai orang yang memiliki hubungan erat dengan dunia spiritual, dan kisah mistis seputar beliau menjadi bagian dari cerita rakyat yang berkembang di daerah tersebut. Mbah Marijan lahir pada tahun 1939 di desa Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
Selama hidupnya, beliau dipercaya sebagai juru kunci Gunung Merapi, yang berarti dia bertugas menjaga dan menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia gaib yang ada di sekitar gunung tersebut. Sebagai juru kunci, Mbah Marijan bertanggung jawab untuk memberikan petunjuk-petunjuk spiritual terkait dengan perilaku gunung tersebut, termasuk memberikan peringatan tentang kemungkinan meletusnya Merapi.
Beliau dikenal sebagai orang yang sangat dekat dengan alam dan makhluk halus. Banyak cerita yang beredar mengenai kemampuan beliau dalam merasakan “getaran” alam dan peristiwa yang akan datang. Sebelum meletusnya Gunung Merapi pada 2010, misalnya, Mbah Marijan diyakini mampu merasakan adanya perubahan energi di sekitar gunung, namun beliau tetap memilih untuk tinggal di petilasan dan tidak mengungsi.
Ini mengundang berbagai interpretasi dan spekulasi di kalangan masyarakat. Petilasan Mbah Marijan terletak di Desa Kinahrejo, yang menjadi tempat tinggal beliau selama bertahun-tahun. Tempat ini dianggap sebagai tempat yang sakral dan penuh dengan aura mistis. Banyak pengunjung yang datang untuk berziarah atau mencari petunjuk spiritual, terutama mereka yang merasa memiliki ikatan dengan Gunung Merapi atau yang ingin mencari berkah.
Banyak orang percaya bahwa petilasan Mbah Marijan memiliki kekuatan spiritual yang besar. Ada yang merasa mendapatkan kedamaian setelah berkunjung, sementara yang lain mengaku bisa merasakan kehadiran energi atau aura yang tidak biasa di tempat tersebut. Beberapa orang bahkan percaya bahwa Mbah Marijan masih bisa memberikan petunjuk meskipun beliau sudah meninggal dunia.
Setelah Mbah Marijan meninggal pada 2010 akibat letusan Gunung Merapi, banyak orang yang masih merasakan kehadiran beliau dalam bentuk mistis. Beberapa kisah mengisahkan bahwa ada fenomena gaib yang terjadi di sekitar petilasan beliau. Sejumlah orang mengaku melihat penampakan beliau atau merasa ada “sesuatu” yang melindungi mereka di sana.
Salah satu cerita mistis yang paling terkenal adalah mengenai penampakan Mbah Marijan yang muncul pada saat-saat tertentu. Ada yang mengatakan bahwa mereka melihat sosoknya berdiri di sekitar petilasan, atau bahkan mendengar suara beliau memberikan petunjuk. Masyarakat percaya bahwa meskipun fisiknya telah tiada, semangat atau kekuatan Mbah Marijan masih ada di sekitar Gunung Merapi dan petilasan beliau.
Kisah mistis ini juga terkait dengan kekuatan spiritual yang ada di Gunung Merapi. Banyak yang percaya bahwa gunung tersebut memiliki dunia gaib yang sangat kuat dan bisa mempengaruhi kehidupan manusia. Mbah Marijan dianggap sebagai “penjaga” antara dua dunia tersebut, menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan makhluk halus yang ada di sekitar gunung.
Masyarakat sekitar Merapi sering mengadakan ritual atau upacara untuk memohon perlindungan dari kekuatan gaib Merapi, dan banyak yang meyakini bahwa Mbah Marijan memiliki peran penting dalam menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam tersebut.
Kisah Mbah Marijan dan petilasan beliau terus hidup dalam cerita rakyat Yogyakarta dan sekitarnya. Banyak orang yang percaya bahwa meskipun Mbah Marijan sudah meninggal, energi mistis yang ada di sekitar beliau tetap hidup. Petilasan Mbah Marijan kini menjadi tempat ziarah yang sering dikunjungi, dan cerita-cerita mengenai kehidupan serta kematiannya menjadi bagian dari warisan budaya mistis yang kuat di daerah tersebut.
Kisah-kisah ini mencerminkan hubungan yang sangat kuat antara masyarakat Yogyakarta dengan alam dan dunia spiritual, serta penghormatan mereka terhadap orang-orang yang dianggap memiliki kemampuan lebih dalam berkomunikasi dengan alam gaib. (SP)
