SPcom LOMBOK TENGAH – Sebuah video yang memperlihatkan puluhan warga menyusuri jalan rusak dengan menggotong jenazah di Dusun Gerintuk, Desa Batu Jangkih, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, viral di media sosial.
Jenazah harus digotong sejauh lebih dari 3 kilometer karena ambulans Puskesmas tidak dapat menjangkau rumah duka.
Salah satu warga, Abdurrahman, mengungkapkan jenazah tersebut adalah Saipul Fahmi (10), yang sebelumnya mengalami sesak napas. Keluarga sempat membawanya ke dukun sebelum akhirnya dibawa ke Puskesmas Batu Jangkih sekitar pukul 12.00 Wita, Selasa (1/4/2025).
Setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas, pihak keluarga ditawari rujukan ke RSUD Praya karena kondisi anak semakin memburuk. Namun, keluarga menolak dengan alasan keterbatasan biaya.
“Memang saran dari pihak puskesmas adalah merujuk almarhum ke RSUD Praya, tetapi keluarga menolak karena alasan biaya dan lainnya,” ujar Abdurrahman, Rabu (2/4/2025).
Saipul Fahmi meninggal sekitar pukul 20.00 Wita di puskesmas. Jenazah hendak dipulangkan menggunakan ambulans, tapi akses jalan yang buruk menyulitkan perjalanan. Sopir ambulans pun kebingungan mencari jalur yang bisa dilalui.
“Akhirnya, kami meminta pihak puskesmas untuk mengantar jenazah ke titik terdekat yang bisa dilalui kendaraan agar tidak terlalu jauh menggotongnya,” jelasnya.
Setelah mencapai titik terakhir yang dapat dilalui kendaraan, keluarga dan warga bernegosiasi dengan sopir ambulans untuk meminjam alat tandu. Jenazah kemudian digotong sejauh 2-3 kilometer melewati jalan pintas, sungai, dan semak-semak.
“Kami menangis sepanjang perjalanan. Jalan yang rusak ini sangat menyulitkan,” tutur Abdurrahman.
Kepala Desa Batu Jangkih, Saurim, membenarkan kondisi jalan di wilayahnya sudah lama menjadi kendala bagi warganya.
“Jenazah sudah tiba di rumah duka tadi malam. Sebenarnya, perbaikan jalan mulai diperhatikan dua tahun terakhir, tetapi jembatan yang sedang dibangun belum selesai,” ujarnya.
Ia mengaku telah berulang kali mengajukan proposal perbaikan jalan ke Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, tapi belum mendapat respons.
“Jawaban mereka selalu sama, bahwa ini jalan desa dan dana desa sangat terbatas,” ungkapnya.
Kondisi infrastruktur yang buruk juga menyebabkan kejadian serupa di Dusun Pemoles, Desa Batu Jangkih. Warga pernah terpaksa menggotong seorang perempuan sakit ke puskesmas karena jalan rusak tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Dusun Gerintuk dan Pemoles ini hanya berjarak 1,5 kilometer,” kata Saurim.
Peristiwa lain terjadi pada Mei 2022, saat seorang ibu hamil harus digotong menyeberangi sungai untuk melahirkan karena jembatan di wilayah tersebut rusak sejak 2018.
“Kami sangat berharap pemerintah segera memperbaiki jalan dan membangun jembatan yang layak bagi masyarakat,” pungkasnya. (SP)