SPcom PEKALONGAN – Sebuah fenomena dialami warga Desa Rowoyoso, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, yakni kemunculan mata air tiban atau air yang tiba-tiba muncul tanpa diketahui asalnya, pada Minggu, (20/4), dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, air jernih tanpa bau itu mengalir deras dari tanah di samping rumah salah satu warga.
Peristiwa yang dianggap aneh ini membuat warga berbondong-bondong datang, sebagian besar membawa ember, galon air mineral, dan berbagai wadah lainnya. Air itu diyakini membawa berkah, bahkan dianggap memiliki khasiat tertentu.
Warga dari desa tetangga pun ikut berdatangan, ikut “ngalap berkah” dengan mengumpulkan air sebanyak mungkin.
Namun, kehebohan tersebut tak berlangsung lama. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak PDAM setempat, diketahui bahwa aliran air tersebut ternyata bukanlah mata air alami, melainkan kebocoran saluran air bersih milik PDAM Wonokerto.
Kerumunan pun mulai mereda setelah petugas menutup aliran dari pusat. Warga yang awalnya berebut air mulai menyadari bahwa yang mereka kumpulkan bukan air berkah, melainkan air dari jaringan pipa yang bocor.
Seorang warga, Subardi, mengatakan bahwa warga sempat merasa seperti terkena “prank” karena mengira munculnya mata air itu adalah kejadian luar biasa, padahal hanya saluran PDAM yang bocor.
Hal serupa dirasakan oleh Darmono, warga Desa Semut yang datang karena penasaran setelah mendengar kabar soal mata air mendadak itu. Ia mengaku terkejut melihat ratusan orang berkumpul, berebut mengambil air dari titik tersebut.
Sementara itu, Ruminah, warga Desa Rowoyoso, turut mengambil dua galon air bersama warga lain. Ia semula percaya bahwa air yang mengalir itu adalah mata air alami yang bisa membawa berkah.
Kepala Desa Rowoyoso, Subkhan, menjelaskan bahwa awal mula penemuan aliran air ini terjadi ketika seorang pedagang mie ayam mendengar suara gemericik air di malam hari.
Setelah ditelusuri, ternyata suara itu berasal dari dekat rumah warga bernama Yanto. Awalnya air yang keluar hanya sedikit, namun lama-kelamaan semakin deras.
Subkhan juga menyebut bahwa situasi menjadi ramai setelah beredar kabar bahwa air tersebut merupakan mata air tiban, hingga akhirnya menarik perhatian warga dari luar desa.
Namun, setelah tim PDAM datang dan menutup aliran air, barulah warga menyadari bahwa sumber air itu hanyalah saluran yang bocor.
Kepala Unit PDAM Wonokerto, Misran, menjelaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir, pihaknya memang mencatat adanya gangguan pada distribusi air di desa tersebut.
Dugaan kebocoran pun muncul, dan timnya segera melakukan penelusuran di berbagai titik.
Misran mengatakan bahwa lokasi keramaian warga yang berebut air itu ternyata menjadi titik kebocoran yang dicari.
Setelah memastikan bahwa air yang dianggap sebagai mata air tiban berasal dari jaringan PDAM Maja, saluran segera ditutup dari pusat dan aliran pun berhenti.
Ia menegaskan bahwa air yang muncul itu memang berasal dari saluran PDAM yang bocor, bukan dari mata air alami. (SP)