SPcom JAKARTA – Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, menekankan pentingnya peran organisasi keislaman seperti Al Jam’iyatul Washliyah dalam memperkuat akhlak dan karakter bangsa demi menyongsong Indonesia Emas 2045. Pernyataan ini disampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Al-Washliyah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Mengusung tema “Penguatan Perbaikan Akhlak Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”, Muzani menyoroti kontribusi besar Al-Washliyah dalam sejarah perjuangan kemerdekaan sejak didirikan oleh para santri pada 1930. Menurutnya, Al-Washliyah telah terbukti aktif dalam memperkuat keimanan umat sekaligus turut serta dalam pembangunan nasional.
“Mereka sadar, Nusantara butuh pendidikan, dakwah, dan kepedulian sosial. Tiga hal inilah yang menjadi fondasi gerakan Al-Washliyah,” ujar Muzani.
Ia menyatakan, penguatan agama dan kebangsaan bukan hal yang saling bertentangan. Dalam pandangannya, keimanan yang kuat justru memperkokoh negara, dan begitu pula sebaliknya.
“Dalam negara yang berdasarkan Pancasila, kehadiran Al-Washliyah tidak pernah bertentangan. Justru Pancasila makin kokoh karena nilai keimanan yang hidup dalam masyarakat,” katanya.
Namun, Muzani juga mengingatkan tantangan zaman yang semakin kompleks, khususnya pola pikir instan di kalangan muda. Ia menyayangkan banyak generasi muda ingin sukses tanpa melalui proses.
“Banyak anak muda ingin kaya tanpa kerja keras, ingin pintar tanpa belajar, bahkan ingin menjadi dokter tanpa kuliah. Ini gejala yang harus kita hadapi bersama. Korupsi pun lahir dari keinginan instan,” ujarnya.
Muzani memuji dedikasi para dai Al-Washliyah yang tetap berdakwah meski dengan keterbatasan. Mereka, menurutnya, adalah benteng terakhir dalam menangkal paham radikal dan menyimpang.
Dalam kesempatan itu, Ketua MPR juga mengajak Al-Washliyah berperan aktif dalam program strategis Presiden Prabowo Subianto, seperti program makan siang gratis untuk anak-anak dan pendirian Sekolah Rakyat di 200 kabupaten.
Ia juga menyoroti keberhasilan pemerintah dalam kebijakan penghapusan utang petani, nelayan, dan UMKM melalui PP Nomor 47 Tahun 2024, serta peningkatan harga gabah dan distribusi pupuk.
“Kami berharap Al-Washliyah ikut berpartisipasi agar manfaat program ini benar-benar dirasakan oleh umat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PB Al Jam’iyatul Washliyah, Dr. H. Masyhuril Khamis, SH, MM, menyampaikan bahwa Rakernas dan Rapimnas kali ini fokus pada penguatan dakwah di daerah terpencil. Al-Washliyah, katanya, telah hadir di wilayah seperti Tanah Karo, Nias, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di NTT, Al-Washliyah bahkan sedang membangun masjid di atas gunung berkat wakaf tanah dari tokoh adat non-Muslim. “Ini menunjukkan semangat toleransi dan persaudaraan lintas iman,” ungkapnya.
Ketua Panitia menambahkan bahwa dakwah ke depan harus lebih mengedepankan kasih sayang dan kedamaian. “Dakwah kita harus menjadi dakwah marhamah, dakwah penuh kasih,” katanya.
Dalam forum tersebut, Al-Washliyah juga menyatakan dukungan atas rencana Presiden Prabowo untuk menampung sementara 1.000 warga Gaza, terutama anak-anak usia sekolah. Dukungan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PB Al-Washliyah, Arman Arifin.
Pertama, Al-Washliyah menilai rencana ini sebagai bentuk nyata empati pemerintah Indonesia terhadap krisis kemanusiaan di Palestina. Kedua, langkah ini dinilai positif selama bersifat sementara dan tidak mengurangi semangat perjuangan rakyat Palestina.
Ketiga, Al-Washliyah mendorong pemerintah terus aktif dalam menjaga kedaulatan Palestina. Keempat, sebagai bentuk dukungan konkret, Al-Washliyah menyiapkan sekolah, madrasah, panti asuhan, dan perguruan tinggi untuk menerima dan mendidik anak-anak Palestina korban agresi Israel.
Rakernas dan Rapimnas ini turut dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Dr. Zuhair Al-Shun, serta perwakilan dari organisasi Islam dan tokoh masyarakat dari seluruh Indonesia.
Melalui forum ini, Al-Washliyah menegaskan komitmennya menjadi mitra strategis pemerintah dan umat dalam mewujudkan cita-cita besar Indonesia Emas 2045.