suryapagi.com
NEWSREGIONAL

Heboh! Ahli Gizi Temukan Dua Bakteri Dalam Makan Bergizi Gratis

SPcom BOGOR – Hasil investigasi buntut dari kasus keracunan massal terjadi di Kota Bogor setelah ratusan siswa mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pun terungkap. Ada dua jenis bakteri berbahaya, Salmonella dan E. Coli, menjadi penyebab utama insiden tersebut.

Hingga saat ini, tercatat sebanyak 233 siswa dari tingkat TK hingga SMA menjadi korban keracunan. Dari jumlah tersebut, 45 siswa menjalani rawat inap, 49 menjalani pengobatan rawat jalan, dan 129 lainnya mengalami keluhan ringan.

Pemeriksaan laboratorium mengungkap kontaminasi bakteri berasal dari air, bahan baku makanan seperti telur, serta sayuran yang digunakan dalam penyajian makanan MBG.

Makanan yang dikonsumsi awalnya tidak menimbulkan kecurigaan dari para siswa, sehingga mereka mengonsumsinya seperti biasa.

Menariknya, gejala keracunan tidak langsung muncul setelah makanan dikonsumsi. Para siswa mulai menunjukkan gejala pada hari berikutnya, dan jumlah kasus meningkat signifikan dua hari kemudian.

Hal ini sempat menyebabkan keterlambatan deteksi, karena pada hari Rabu hingga Kamis pelayanan MBG masih tetap berjalan.

Situasi memburuk ketika laporan siswa yang mengeluh terus meningkat, mendorong Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada hari Jumat.

Dengan penetapan ini, pemerintah daerah mengimbau seluruh siswa yang mengalami gejala untuk segera mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan.

Sebagai respons atas kejadian ini, layanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa Bina Insani dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi menyeluruh.

SPPG tersebut sebelumnya menjadi proyek percontohan karena dinilai memiliki fasilitas yang memadai, bersih, serta mampu menjangkau siswa dengan layanan pengiriman langsung.

Meski tidak pernah mengalami masalah sebelumnya sejak mulai beroperasi pada Januari 2025, otoritas gizi nasional menilai bahwa peningkatan standar higienitas tetap harus dilakukan.

Inspeksi terhadap dapur dan fasilitas telah dilaksanakan dan ditemukan adanya kebutuhan untuk menaikkan kelas kebersihan dan sanitasi dapur agar sesuai standar ketat.

Sebagai langkah lanjutan, pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP pelaksanaan MBG di seluruh wilayah. Pengetatan pengawasan terhadap bahan baku, pengolahan makanan, dan distribusi akan menjadi fokus utama agar kejadian serupa tidak terulang.

Ahli gizi menyatakan bahwa infeksi bakteri seperti Salmonella dan E. Coli sangat rentan menyebar dalam makanan yang disajikan secara massal jika kebersihan tidak dijaga dengan ketat. Oleh karena itu, penting bagi setiap penyelenggara layanan makanan untuk memiliki sistem kontrol kualitas yang kuat.

Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan pelatihan ulang bagi tenaga penyaji makanan dan inspeksi rutin ke seluruh dapur penyedia MBG agar standar keselamatan pangan tetap terjaga.

Program MBG dianggap vital untuk mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak, namun keamanan konsumsi menjadi prioritas yang tidak bisa dikompromikan. (SP)

Related posts

Heboh! Menko Polkam: Indonesia Darurat Narkoba

Ester Minar

Korsel Komitmen Dukung Indonesia jadi Negara Besar di Tahun 2045

Sandi

Remaja Dibawah Umur Diperkosa Bergilir Oleh Empat Pria

Ester Minar

Leave a Comment