suryapagi.com
EKBISEKONOMINEWS

Waspada! Bank Rakyat Indonesia Beberkan 5 Modus Penipuan yang Rugikan Nasabah, Seperti Menang Undian

SPcom JAKARTA – Penjahat siber semakin cerdik dalam menjalankan aksinya lewat berbagai modus penipuan online yang semakin beragam, seiring dengan teknologi digital memang semakin canggih dan memberikan berbagai kemudahan dalam masyarakat. Mereka mengincar masyarakat yang lengah untuk mengambil uang mereka.

Modus penipuan yang paling sering terjadi saat ini adalah penipuan transaksi belanja online, disusul oleh penipuan berkedok investasi dan tawaran hadiah palsu.

Berdasarkan data dari OJK menunjukkan bahwa banyak masyarakat Indonesia menjadi korban penipuan melalui akun media sosial palsu, terutama di platform seperti Instagram.

Melihat tingginya kasus penipuan digital yang mengancam masyarakat, industri perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) turut ambil bagian dalam upaya pencegahan.

Terlebih lagi, aksi penipuan online tidak hanya menyebabkan kerugian secara finansial, tapi juga bisa berdampak pada sisi emosional dan psikologis korban.

Sebagai langkah perlindungan, BRI secara aktif melakukan sosialisasi terkait bahaya penipuan online kepada publik, terutama kepada para nasabah.

Selain itu, BRI juga menerapkan tiga pilar utama untuk meningkatkan keamanan: penguatan proses, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan kompetensi SDM.

Pengembangan aplikasi yang semakin aman juga terus dilakukan sebagai bagian dari komitmen ini.

Tak hanya itu, BRI secara konsisten mengingatkan nasabah agar tidak lengah terhadap ancaman social engineering (soceng), yaitu modus manipulasi psikologis yang mengeksploitasi rasa ingin tahu, tergesa-gesa, atau kelengahan.

Tanpa disadari, banyak nasabah bisa menjadi korban karena merasa yakin berinteraksi dengan pihak resmi, padahal sedang terjebak dalam skenario penipuan yang tersusun rapi.

Berikut ini beberapa contoh modus penipuan social engineering yang sebaiknya diwaspadai:

  1. Phishing Melalui Situs Palsu
    Penipu membuat halaman login palsu yang tampak seperti situs resmi perbankan untuk mencuri data login pengguna.
  2. URL Website Palsu
    Kasus pencurian data atau phishing kini semakin marak dengan memanfaatkan alamat website yang menyerupai situs resmi suatu lembaga. Melalui tautan palsu ini, pelaku penipuan mengarahkan korban untuk memasukkan data sensitif ke dalam kolom yang telah disediakan, tanpa menyadari bahwa mereka sedang diperdaya.
  3. Smishing (SMS Phishing)
    Phishing tidak hanya dilakukan melalui situs web, tetapi juga lewat pesan teks atau SMS, yang dikenal dengan istilah smishing. Dalam modus ini, pelaku menyamar sebagai perwakilan dari lembaga resmi dan mengirimkan pesan berisi tautan mencurigakan. Tautan tersebut bisa digunakan untuk mencuri data pribadi korban atau mengarahkan mereka ke situs palsu yang tampak meyakinkan.
  4. Vishing (Voice Phishing)
    Modus penipuan ini dilakukan melalui panggilan telepon, di mana pelaku menyamar sebagai petugas bank dan berusaha mendapatkan informasi sensitif dari korban, seperti kode OTP atau PIN.
  5. Customer Support Palsu
    Dalam skenario ini, penipu berpura-pura sebagai tim layanan pelanggan. Mereka menggunakan berbagai cara untuk meyakinkan korban, seperti meminta data pribadi atau mengarahkan korban ke situs palsu yang menyerupai platform resmi.

Itulah beberapa bentuk social engineering yang kerap digunakan untuk menjerat korban. Demi menjaga keamanan bertransaksi, nasabah disarankan untuk selalu mengakses layanan hanya melalui situs resmi Qlola by BRI di qlola.bri.co.id dan berhati-hati saat diminta memberikan informasi pribadi.

Jika menemui hal mencurigakan atau merasa menjadi target penipuan, segera hubungi Contact BRI di 1500017 atau melalui kanal resmi lainnya. (SP)

Related posts

DPO Alex Bonpis Akhirnya Berhasil Ditangkap

Ester Minar

Ratusan Warga Ikuti Vaksinasi Covid-19 di Kantor Kejari Tangsel

Sandi

VONE Hotel di Kebayoran Lama Terbakar

Sandi

Leave a Comment