SPcom JAKARTA – Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) merilis rekomendasi vaksinasi Human Papilllomavirus (HPV) untuk mengurangi risiko kanker serviks atau kanker leher rahim pada dua kelompok perempuan, yakni perempuan dalam fase pranikah dan perempuan dalam masa pasca-persalinan.
“Infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV. Oleh karena itu, sangat dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah,” kata Ketua Umum POGI Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp. OG, Subsp.Onk, Selasa (24/6).
“Ibu yang sedang menyusui juga dapat menerima vaksinasi HPV,” tambahnya.
Ketua Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks POGI Dr. dr. Fitriyani Kusuma, Sp. OG, Subsp.Onk menjelaskan, vaksinasi HPV pada perempuan yang belum melakukan aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90 persen kejadian kanker yang terkait dengan infeksi HPV.
Pada perempuan yang sudah aktif secara seksual, ia melanjutkan, vaksinasi HPV dapat membantu mengurangi risiko kanker serviks.
Ia menyampaikan bahwa masa pasca-persalinan juga merupakan momentum strategis untuk melakukan vaksinasi HPV pada perempuan.
Menurut dia, reaksi imun ibu umumnya kembali normal dalam tiga sampai empat bulan setelah melahirkan, sehingga vaksinasi aman dilakukan.
“Vaksinasi HPV ini aman untuk diberikan selama menyusui,” katanya.
Ia mengatakan bahwa seorang perempuan cukup mendapatkan tiga dosis vaksin HPV dalam hidup.
“Jadi kalau misalnya seseorang sudah pernah dapat vaksinasi tiga dosis, kemudian dia (masuk fase) pranikah, maka tidak perlu diberikan lagi,” katanya.
Dokter Yudi menyampaikan bahwa setiap jam ada dua perempuan yang meninggal akibat kanker serviks di Indonesia.
Namun, ia mengatakan, upaya pencegahan kanker serviks belum menjangkau seluruh perempuan berusia produktif.
Menurut dia, data itu merupakan panggilan darurat bagi semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran mengenai ancaman HPV.
“Di Indonesia, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan adalah tipe 52, 16,18, 58, yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual,” katanya.
Vaksinasi HPV dapat membantu melindungi perempuan dari risiko infeksi HPV, penyebab utama kanker serviks.
POGI berharap rekomendasinya berkenaan dengan pelaksanaan vaksinasi HPV dapat menjadi bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi rutin di seluruh Indonesia.
Selain vaksinasi HPV, upaya lain yang penting dijalankan dalam upaya pencegahan kanker leher rahim adalah skrining untuk mengidentifikasi penyakit lebih awal dan menanganinya secara tepat.
Program edukasi perilaku serta penyebarluasan informasi mengenai pencegahan dan penanggulangan kanker leher rahim juga diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai risiko penyakit tersebut. (SP)