Penyerahan dilakukan langsung pada Kamis (9/10) di Mabes TNI, Cilangkap. Selain itu, keduanya juga mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi
SPcom JAKARTA – Di balik persiapan megah perayaan HUT ke-80 TNI, duka menyelimuti keluarga dua prajurit terbaik bangsa. Praka Marinir Zaenal Mutaqim dan Pratu Johari Alfarizi gugur saat menjalani latihan persiapan peringatan tersebut. Bukan hanya kepergian mereka yang menyesakkan dada, namun juga kenyataan bahwa mereka berpulang dalam tugas, menjalankan amanat negara.
Keduanya merupakan pasukan pilihan. Praka Zaenal adalah anggota Detasemen Intai Para Amfibi 1 (Denipam 1) Marinir, sementara Pratu Johari berasal dari kesatuan TNI AD. Keduanya dipastikan mendapat penghargaan atas jasa dan pengorbanan mereka. Sebagai bentuk tanggung jawab dan penghormatan, TNI memberikan santunan asuransi kepada masing-masing keluarga almarhum sebesar Rp 350 juta.
Penyerahan dilakukan langsung pada Kamis (9/10) di Mabes TNI, Cilangkap. Selain itu, keduanya juga mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi. Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, mengungkapkan bahwa perhatian penuh dari pimpinan TNI, bahkan Presiden RI, tertuju pada keluarga yang ditinggalkan.
“Kita pastikan semua hak-hak almarhum diberikan. Termasuk perhatian khusus kepada keluarga. Istri almarhum Praka Zaenal sedang hamil 7 bulan, ini menjadi perhatian dari pimpinan TNI dan Bapak Presiden,” tutur Freddy dengan nada berat. Freddy juga mengajak publik, khususnya netizen, untuk menghentikan komentar miring dan belajar menghargai pengorbanan para prajurit.
“Mereka gugur dalam tugas negara. Mari kita hargai dan doakan,” ujarnya. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin juga menegaskan bahwa penghargaan atas pengorbanan ini bukan sekadar formalitas. “Selain santunan dari Asabri sebesar Rp 350 juta, mereka juga mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa,” ucapnya saat mengunjungi RSPPN Jakarta.
Kini, dua prajurit itu telah dimakamkan secara militer. Derai air mata, doa, dan penghormatan mengiringi mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Negara tak pernah lupa. Rakyat pun tak boleh melupakan. (SP)

