suryapagi.com
NASIONAL

Ketua MPR Tegaskan Peran Kunci Prabowo di Balik Gencatan Senjata Israel-Hamas

SPcom ACEH – Ketua MPR RI Ahmad Muzani memberikan kuliah umum di Universitas Syah Kuala, Banda Aceh, pada Rabu (15/10). Acara bertajuk “Empat Pilar MPR RI: Landasan Karakter dan Kebangsaan Generasi Muda” ini dihadiri antusias oleh civitas akademika.

Dalam pidatonya, Muzani mengaitkan pentingnya persatuan dan ideologi bangsa dengan isu internasional, menyoroti peran Indonesia dalam konflik Palestina-Israel.

Muzani mengungkapkan kebanggaan atas peran Presiden Prabowo Subianto yang terlibat aktif dalam proses perundingan perdamaian di Timur Tengah, khususnya setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Mesir.

Menurutnya, respon positif dari pemimpin dunia, termasuk pujian berkali-kali dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menunjukkan bahwa upaya Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia benar-benar diperhitungkan.

“Perhatian dunia hari ini tertuju ke Timur Tengah. Kita lihat bagaimana hari ini Israel menarik tentaranya, Hamas dan Israel sama-sama membebaskan sanderanya. Kita menyaksikan bagaimana pemimpin dunia berdiskusi merumuskan perdamaian di Mesir. Dan bangsa Indonesia tetap pada komitmemnya untuk mendukung penuh kemerdekaan Palestina,” kata Muzani.

Muzani menegaskan, sikap Presiden Prabowo yang secara konsisten membela Palestina dan menolak mengakui Israel selama Palestina belum merdeka adalah sikap yang benar dan didasari oleh kewajiban sebagai sesama bangsa muslim.

Komitmen ini telah ditegaskan sejak pidato pelantikan Presiden pada 20 Oktober 2024 dan kembali disuarakan pada Sidang Tahunan PBB.

“Presiden menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mengakui Israel jika Palestina belum merdeka sebagai negara yang bebas dari penjajahan. Ini adalah sikap tegas Presiden Prabowo yang disampaikan di banyak kesempatan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Muzani mengingatkan mahasiswa tentang pentingnya persatuan dan stabilitas politik sebagai syarat fundamental bagi kemajuan dan pembangunan bangsa. Ia mengambil contoh negara-negara yang dilanda konflik, seperti Libya, Suriah, dan Rusia-Ukraina, yang rakyatnya menderita karena hilangnya persatuan.

Muzani mengajak seluruh mahasiswa dan masyarakat Aceh untuk terus menjaga keharmonisan dalam NKRI.

“Jadi tidak ada pembangunan tanpa persatuan. Kontribusi Aceh terhadap bangsa Indonesia tidaklah kecil. Adik-adik teruslah belajar dan membaca, karena dengan membaca kita bisa memahami banyak literasi yang menambah wawasan kita, sehingga bisa berinovasi berkreasi dalam rangka membangun negeri,” tutup Muzani.

Related posts

Polisi Amankan Ratusan Alat Rapid Test Ilegal

Ester Minar

Kapolres Malang Dan Sembilan Perwira Dicopot Dari Jabatannya

Sandi

Ibas Bedah Rumah Warga Hingga Jaga Pendidikan di Pacitan

Sandi

Leave a Comment