suryapagi.com
NASIONALNEWS

Belanda Kembalikan 28.000 Artefak dan Fosil ke Indonesia

Di antara koleksi yang dikembalikan, yang paling menyita perhatian adalah fragmen tengkorak Homo erectus dari Solo, Jawa, yang dikenal dunia sebagai “Java Man”

SPcom JAKARTA- Belanda akhirnya mengambil langkah penting dalam menebus masa lalunya dengan mengembalikan lebih dari 28.000 artefak, fosil, dan dokumen bersejarah ke Indonesia. Koleksi ini sebagian besar merupakan peninggalan era kolonial yang dibawa ke Negeri Kincir Angin tanpa persetujuan, dalam situasi yang sangat tidak adil. Di antara koleksi yang dikembalikan, yang paling menyita perhatian adalah fragmen tengkorak Homo erectus dari Solo, Jawa, yang dikenal dunia sebagai “Java Man”.

Fosil berusia ratusan ribu tahun ini adalah bagian dari Dubois Collection, dinamai dari ilmuwan Belanda Eugène Dubois, yang mengekspedisi wilayah Hindia Belanda di akhir abad ke-19 untuk mencari “missing link” evolusi manusia. Acara penyerahan resmi digelar di Naturalis Museum, Leiden, dan menjadi momen diplomatik penting yang dihadiri langsung oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto bersama Menteri Pendidikan Belanda Gouke Moes.

Kedua negara menyatakan bahwa repatriasi ini bukan hanya simbolik, tetapi merupakan tonggak dalam rekonsiliasi sejarah dan pemulihan martabat bangsa. Menurut Colonial Collections Committee Belanda, pengambilan koleksi tersebut dinilai sebagai “tindakan melawan kehendak rakyat”, sehingga dianggap tidak sah secara etika dan moral. Komite ini bekerja secara independen untuk menelusuri asal usul artefak kolonial, dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk melakukan restitusi.

Indonesia sendiri telah lama memperjuangkan repatriasi benda-benda sejarah, termasuk Pita Maha Bali, Lombok Treasure, dan peninggalan Puputan Badung. Namun, pengembalian koleksi fosil dan benda ilmiah ini menjadi titik balik penting dalam upaya menyusun ulang narasi sejarah bangsa yang selama ini dikaburkan oleh kolonialisme.

Selain memperkuat jati diri bangsa, pengembalian ini juga akan membuka peluang baru untuk kerja sama ilmiah dan riset arkeologi antara Indonesia dan Belanda. Kedua negara sepakat bahwa koleksi ini akan tetap dapat digunakan untuk riset bersama, dengan pendekatan yang lebih adil dan inklusif.  (SP)

Related posts

Langgar Aturan, Pengurus dan Panmus P3SRS City Park Harus Dibubarkan

Sandi

Geger, Wanita Ditemukan Tewas Dengan Penuh Luka Tusuk

Ester Minar

Pengundian Nomor Urut Pilgub Banten 2024: Airin-Ade 1, Andra-Dimyati 2

Ester Minar

Leave a Comment