SPcom SUMSEL – Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan berhasil membongkar kasus perdagangan bayi yang memanfaatkan platform media sosial TikTok. Seorang ayah kandung, Yudi Surya Pratama (24) asal Semarang, ditangkap bersama tiga pelaku lain karena tega menjual bayinya sendiri.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel mengamankan Yudi setelah aksinya terendus. Kasus ini bermula dari interaksi Yudi dengan akun TikTok milik Rizka Dwi Yanti (37), warga Palembang, yang mengunggah konten berkedok adopsi bayi.
Terdesak masalah ekonomi dan kesulitan hidup, Yudi merespons unggahan Rizka. Dari komunikasi pribadi, disepakati penjualan bayi yang masih dalam kandungan istrinya seharga Rp8 juta. Rizka kemudian mengarahkan agar persalinan dilakukan di Palembang.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel, Kombes Johannes Bangun, membenarkan bahwa kasus ini mengarah pada jaringan jual beli bayi.
“Kami sudah mengamankan empat orang pelaku dan mengevakuasi bayi ke RS Bhayangkara untuk perawatan. Ibu bayi kini juga mendapat pendampingan psikologis,” jelas Kombes Johannes.
Tanpa sepengetahuan sang istri, bayi yang lahir melalui operasi caesar di RSUD Bari Palembang itu ternyata dijual kembali oleh Rizka kepada pasangan suami istri, Fernando Agustio (30) dan Rini Apriyani (30), dengan harga mencapai Rp25 juta.
Rizka diketahui bertindak sebagai perantara dan diduga sudah beberapa kali melakukan praktik serupa. Polisi saat ini tengah mendalami kemungkinan keterlibatan jaringan yang lebih luas yang memanfaatkan media sosial untuk transaksi ilegal bayi di wilayah Sumatera Selatan.
Dihadapan penyidik, Yudi mengaku nekat lantaran kesulitan ekonomi. “Saya khilaf, saya butuh uang,” ujarnya lirih.
Kepolisian memastikan seluruh pelaku akan dijerat dengan pasal berlapis terkait perdagangan orang dan eksploitasi anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Kasus ini menjadi peringatan keras akan bahaya perdagangan bayi berkedok adopsi di media sosial.
