SPcom JAKARTA – Titik terang kepemilikan PT. Batubara Selaras Sapta (BSS) yang sebelumnya diakui oleh Revli Mandagie sudah jelas adanya. Revli hanya melakukan klaim sepihak tanpa adanya bukti-bukti sah kepemilikan secara hukum yang diterbitkan oleh instansi resmi Pemerintah.
Salah satu pemilik saham PT. BSS, Fendy Hartono mengatakan, akibat aksi klaim tersebut banyak orang yang dirugikan.
“Dia jualan mengaku (perusahaan) dia punya, banyak orang yang tertipu,” ujarnya kepada Suryapagi.com.
Padahal sudah jelas dalam Lampiran Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Nomor HU-0050914.AH.01.02.TAHUN 2022 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Batubara Selaras Sapta, tidak ada nama Revli.
Dokumen yang dicetak pada 22 Juli 2022 tersebut tertulis Direktur Utama PT. BSS atas nama Tjhin Khiauw Sen alias Kartono Susanto dan pemilik saham lainnya termasuk Fendy Hartono.
“Revli dia anak buah saya, pinjam dokumen tapi dokumen itu saya sudah tidak mau kerjakan. Kejadiannya pada 2016. Saya pemilik sah dari awal, yang beredar itu palsu,” tegasnya.
Revli pun berani menipu jika kantor PT. BSS ‘miliknya’ berada di Menara Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Dan hal itu sudah dibantah oleh pihak manajemen gedung tersebut.
Ia juga membawa nama Ketua Umum Pemuda Pancasila, KPH Japto S Soerjosoemarno sebagai salah satu pemegang saham PT. BSS di bawah kepemilikannya. Namun hal tersebut terbantahkan setelah Japto membuat surat pernyataan pada 6 Juni 2022 telah menghibahkan saham miliknya di PT. BSS sejak Januari 2016.
Revli juga menyebar informasi yang menyesatkan di aplikasi pesan terkait proses merebut PT. BSS tengah berproses di Mahkamah Agung (MA).
“Ya saya mengimbau jika ada pihak yang mengaku sebagai pemilik PT Batubara Selaras Sapta untuk menjalin kerjasama harus dicek secara benar legalitasnya. Sehingga tidak ada lagi orang yang tertipu,” tandasnya. (sp)
