Orang-orang yang tenggelam, hingga keberadaan buaya putih, menjadi pertanda bahwa Kali Angke akan merenggut nyawa
SPcom JAKARTA – Kali Angke adalah sungai yang mengalir di wilayah Jakarta Barat. Sungai ini terkenal angker karena diceritakan bahwa banyak orang yang melakukan bunuh diri di sana. Selain itu, sering terdengar cerita tentang penampakan hantu atau makhluk misterius di sekitar sungai ini, terutama pada malam hari.
Menilik sejarhnya, Kali Angke adalah sebuah sungai yang menjadi saksi bisu dari pembantaian etnis Tionghoa pada tahun 1740 oleh Kolonial Belanda, merupakan salah satu TKP berdarah di Jakarta. Peristiwa tragis tersebut bermula dari kebangkrutan sejumlah pabrik gula di Batavia yang kalah bersaing dengan pabrik gula Malabar di India.
Bangkrutnya pabrik-pabrik ini mengakibatkan pemecatan karyawan, yang mayoritas merupakan etnis Tionghoa. Tanpa pekerjaan, tingkat kriminalitas meningkat, memicu kebijakan pembatasan terhadap etnis Tionghoa dan pelaksanaan razia. Rumah dan usaha tanpa izin resmi menjadi sasaran, menciptakan ketegangan yang meluas di masyarakat.
Kondisi memanas ini kemudian memuncak pada pembantaian etnis Tionghoa di tepi Kali Angke. Sungai ini menjadi tempat penampungan darah para korban yang tewas dalam tragedi tersebut. Bahkan, air sungai itu sendiri berubah warna menjadi merah, tercampur dengan darah para korban pembantaian, memberikan tempat ini julukan yang menakutkan.
Misteri dan kejadian tragis tak berhenti sampai di situ. Setiap tahun, Kali Angke selalu memakan korban jiwa, dengan temuan mayat yang tak terhindarkan. Orang-orang yang tenggelam, hingga keberadaan buaya putih menjadi pertanda bahwa Kali Angke akan merenggut nyawa. Sungai ini memiliki kedalaman sekitar 5-6 meter dan arus air yang sangat kuat, menambah kesan mistis dan mencekam bagi siapa pun yang mendekatinya.
Meskipun sudah berabad-abad berlalu sejak peristiwa tragis itu terjadi, Kali Angke tetap menjadi saksi bisu dari pembantaian etnis Tionghoa dan menyimpan misteri yang tidak terpecahkan. Setiap gelombang airnya mengingatkan kita akan kejadian kelam yang pernah terjadi, menjadi pengingat bagi kita akan tragedi berdarah yang tak boleh terulang. Sebagai bagian dari sejarah Jakarta yang penuh warna, Kali Angke terus menyisakan cerita-cerita mistis dan mencekam bagi siapa pun yang berani menjelajahinya.(SP)