SPcom JAKARTA – Sebuah video memperlihatkan sorang anak berkebutuhan khusus (ABK) menjadi korban bullying yang tidak manusiawi, viral di media sosial. Dalam video yang beredar, anak tersebut dipaksa untuk mengonsumsi makanan yang seharusnya tidak pantas, yakni hewan bertaring mirip musang.
Selain itu, korban juga dipaksa meminun minuman keras saat bulan puasa, pemberian makanan haram, ajakan merokok, hingga diolok-olok dan dijadikan bahan tertawaan.
Korban, yang diketahui memiliki keterbatasan fisik dan mental, menjadi sasaran kekerasan yang sangat menyakitkan.
Keluarga korban, merasa sangat terpukul dan tidak terima dengan perlakuan tersebut, langsung melaporkan peristiwa ini ke Sat Reskrim Polresta Bandung.
Sang kakak, yang sangat emosional, mengungkapkan rasa sakitnya melihat adiknya diperlakukan seperti itu.
“Ya Allah, hancur sekali hati saya melihat adik saya diperlakukan seperti itu. Dia bukan hewan, dia tetap manusia yang layak dihormati,” ujar sang kakak.
Keluarga korban menjelaskan bahwa meskipun adiknya memiliki keterbatasan sebagai anak dengan disabilitas sensorik (DS), mereka telah merawatnya dengan baik.
Adik tersebut diberikan pendidikan yang layak, seperti mengaji dan mengunjungi masjid. Keluarga merasa sangat terluka dan kecewa karena perilaku biadab tersebut datang dari orang yang seharusnya memberikan perlindungan, bukan menyiksa.
“Kami sangat terluka, ini bukan hanya tentang adikku, tetapi tentang martabat dan hak setiap manusia yang harus dihargai,” tambahnya.
Pihak kepolisian kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pelaku yang terlibat dalam perundungan ini.
Kasus ini memicu kecaman dari berbagai kalangan yang menganggap perundungan terhadap ABK adalah tindakan yang sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Masyarakat berharap agar pelaku segera diberikan sanksi tegas sesuai dengan hukum yang berlaku, agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.
Peristiwa ini juga mengingatkan kita semua akan pentingnya kesadaran tentang hak-hak anak berkebutuhan khusus dan perlunya penghormatan terhadap perbedaan.
Keluarga korban berharap agar semua pihak dapat memberikan dukungan moral dan psikologis kepada mereka, serta memberikan perhatian lebih terhadap masalah perundungan yang kerap terjadi di kalangan masyarakat. (SP)
