SPcom TANGSEL – Kurangnya bimbingan teknis (Bimtek) kepada warga Tangerang Selatan terkait Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) menjadi penyebab utama program tersebut tidak berjalan maksimal.
Seperti yang diungkapkan oleh Lurah Pakulonan, Dwi Santoso. Menurutnya hingga saat ini TPS3R di wilayahnya belum berjalan maksimal karena warga masih bingung mengelolanya.
“Pengakuan mereka itu, mereka masih bingung menggunakan alatnya. Kalau bingung nanti kita panggil orang (Dinas) LH,” ujarnya, Rabu (17/3/2021).
Selama ini, lanjut Dwi, warga hanya baru memilah dan mengumpulkan sampah botol plastik. Namun belum bisa mengolah sampah-sampah organik.
“Dari organik dipilah dan diolah di sana, dan jadi pupuk. Saya pengennya begitu,” ucapnya.
Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan pun sejak adanya TPS3R di wilayah Pakulonan hanya sekedar pelayanan angkut sampah. Namun tidak ada pelatihan pengelolaan TPS3R.
“Saya kemarin sudah kordinasi ke kasie persampahan, saya bilang ‘bantulah TPS3R keluhan tentang pengoperasian mesin itu’. Saya udah dorong untuk dihidupkan lagi, tapi dia (operator TPS3R) keterbatasan ilmu juga,” ungkapnya.
Merasa lambat gerakan dari Dinas LH Tangsel, Santoso pun berinisiatif untuk bekerja sama dengan pihak swasta. Sehingga selain pengembangan TPS3R di wilayahnya bisa berjalan lebih baik.
“Masih dalam proses, kan selektif proposalnya tidak sembarangan. Harus kuat yang melatar belakangi apa yang diajukan,” tandasnya. (kor)