SPcom DEPOK – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak seluruh generasi muda, khususnya kader Pemuda Pancasila, menjadi garda terdepan dalam menjaga tegaknya Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Konsep ‘kebersamaan dalam keberagaman’ sebagai narasi kebangsaan harus terus menerus diperjuangkan. Peristiwa bom bunuh diri di gereja Katedral Makassar mencederai rasa kemanusiaan dan jiwa kebersamaan sebagai sebuah bangsa.
“Padahal agama apapun, selalu mengajarkan cinta dan kasih, bukan permusuhan dan dendam, apalagi sampai mencelakai diri sendiri. Agama juga mengajarkan, yang tidak saudara dalam seiman, adalah saudara dalam kemanusiaan,” ujar Bamsoet usai Pleno I dan Rakor Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, di Depok, Jumat (2/4/2021).
Turut serta antara lain Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno, Sekjen Arif Rahman, Wakil Ketua Umum Arsjad Rasjid, MPO Erwan Soekarja serta pengurus MPN Pemuda Pancasila lainnya.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan, untuk memperkuat organisasi Pemuda Pancasila harus memanfaatkan big data dengan melakukan digitalisasi organisasi. Terlebih, Pemuda Pancasila mempunyai target mewujudkan terciptanya 10 juta kader sesuai hasil Mubes X Pemuda Pancasila.
Bamsoet mengingatkan semua anggota Pemuda Pancasila untuk mewaspadai penyebaran radikalisme melalui berbagai platform media sosial. Sebagaimana temuan riset Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2020 yang melaporkan potensi generasi Z (rentang usia 14-19 tahun) terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen, sementara generasi millenial (berumur 20-39 tahun) mencapai 12,4 persen.
Gen Z dan milenial menjadi sasaran empuk lantaran mereka sangat aktif mengakses internet dan pengguna aktif berbagai platform media sosial. Sangat penting bagi para pemangku kepentingan untuk masuk dalam dunia digital.
“Agar media sosial tidak dibajiri paham radikal. Sehingga para pemuda tak tersesat dalam dunia digital,” tandas Bamsoet.(SP)