Kota Batu Jadi Tuan Rumah Rembug KTNA 2022

SPcom KOTA BATU – Menteri Pertania RI, Syahrul Yasin Limpo secara resmi membuka perhelatan tingkat nasional, Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Tahun 2022 di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Jumat (16/09/2022).

Acara ini digelar selama empat hari, mulai 5-18 September 2022 yang diikuti 2.000 petani dan nelayan seluruh Indonesia.

Pada kesempatan ini Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyampaikan, ucapan terima kasih kepada Menteri Pertanian RI yang telah hadir di Kota Batu dan dipilih sebagai tempat digelarnya Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) tahun 2022.

Pertumbuhan ekonomi di Kota Batu sebelum pandemi tumbuh mencapai 6,5 % tertinggi di Jawa Timur bahkan Nasional. Dan Alhamdulilah di kwartal pertama di tahun 2022 pertumbuhan ekonomi di Kota Batu sudah tumbuh 4,06 %, dan saat ini sudah tumbuh menjadi 5%.

“Rencananya minggu depan akan menyelenggarakan pameran Anggrek tingkat Asia. Sebelumnya 5 tahun berturut-turut menyelenggarakan pameran tingkat nasional, diharap pak Menteri bisa hadir,” ujarnya.

Ketua Umum KTNA Nasional, Yadi Sofyan Noor, mengatakan, KTNA menjadi suatu organisasi independen yang berorientasi pada aktivitas agrikultur. KTNA juga memberikan penghargaan kepada Menteri Pertanian RI atas dedikasinya dalam meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan petani.

“Karena ini sebagai bentuk penghargaan dalam membina, memotivasi dan pemberdayaan petani, kami menganugrahkan Lencana Utama Adi Bakti Tani kepada Menteri Pertanian RI,” kata Yadi.

Menteri Pertanian RI, juga menerima piagam penghargaan yang diberikan oleh KTNA atas kesuksesan swasembada beras tahun 2019-2021.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, Rembug KTNA merupakan agenda luar biasa yang bisa menghasilkan rekomendasi-rekomendasi terbaik untuk keberlangsungan pertanian di Indonesia.

“Saya mengapresiasi sekali. Ini rembug yang sangat penting, sangat strategis dan luar biasa. Saya merasa bahwa apa yang KTNA lahirkan di sini adalah suatu yang bisa membantu negara menghadapi ketidakpastian masa depan,” katanya.

Syahrul menambahkan, permasalahan pangan dunia harus menjadi perhatian bersama. Tingginya inflasi dan adanya konflik geopolitik menjadikan situasi dunia tidak menentu. Indonesia harus tetap waspada menghadapi segala kemungkinan.

“Inflasi di Indonesia saat ini diangka 4%, kita tidak boleh goyah. Kita kurangi impor, Indonesia sudah bisa swasembada beras, tahun depan jagung harus jadi swasembada. Saya yakin bersama KTNA kita bisa mewujudkan itu semua,” imbuh Syahrul.

Kegiatan ini juga diisi dengan Agro Expo yang menampilkan 54 booth produk pertanian dan perikanan dari berbagai Kota/Kabupaten.

Kota BatuNelayanPertanianRembugWisata
Comments (0)
Add Comment