SPcom KOTA BATU – Terhitung sejak akhir tahun ini, setidaknya sudah 200 kali kejadian bencana alam di wilayah Kota Batu. Dan, sebagian besar bencana adalah tanah longsor.
“Kejadian bencana alam disebabkan oleh campur tangan manusia yang tidak bijaksana dalam memperlakukan lingkungan,” ujar Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko saat pemberian Danumaya sebagai anugerah lingkungan hidup kepada Desa Oro-oro Ombo, Selasa (29/11/2022).
Ia menyebutkan bahwa Kota Batu mempunyai DLH dan Sabers Pungli (Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali) dalam usaha menjaga lingkungan terutama DAS Brantas. Namun, dibutuhkan usaha dari semua pihak untuk menjaga lingkungan, misalnya pilah sampah dar rumah.
“Selangkah demi selangkah untuk menjaga lingkungan akan lebih baik, daripada membiarkan lingkungan rusak,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Aris Setiawan mengatakan bahwa selama ini pengolahan telah dilakukan dengan baik. Bahkan, untuk mengatasi bau menyengat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung setiap hari disemprot Eco Enzim hingga tidak berbau lagi.
Sedangkan untuk pengelolaan air sampah paling bawah atau air lindi sudah dilakukan treatment hingga menjadi air bersih yang langsung dialirkan ke sungai.
“Untuk pengelolaan air lindi, tahun depan akan ada pengadaan alat water treatment seperti yang dimiliki hotel di Kota Batu. Sehingga, berbentuk air bersih yang dikembalikan ke sungai. Nantinya sampah tidak menjadi penyebab bencana alam banjir,” tegas dia. (Putut)