SPcom JAKARTA – Seorang mantan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjelek-jelekkan mantan kampusnya. Keluh kesahnya soal kondisi kampus dituangkan di Twitter pribadinya, dan menjadi viral.
Berikut cuitannya di Twitter dalam akun @Rafilsafat:
Banyak orang tanya, mengapa dalam kurun satu tahun ini aku jarang publish tulisan? Singkatnya karena berada di kampus toxic (UMM)—gedung jelek, dosen jarang masuk, birokrat penjilat, dll—itu sungguh menguras tenaga. Iseng-iseng coba tes SNBT, eh lolos, bye kampus durjana (UMM)
Di beberapa twit lainnya, dia juga mengunggah bukti-bukti soal penilaiannya terhadap UMM. Terkait hal tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir buka suara. Menurut dia, UMM baik-baik saja.
“Ya di era medsos ini kan ada kotoran jatuh aja kan jadi masalah. Jadi UMM sudah memberi penjelasan, UMM baik-baik saja,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di UMY, Rabu (28/6).
Menurutnya, hal yang biasa ketika ada orang yang kecewa kepada sebuah institusi. Hanya saja, ketika dicari-cari kesalahannya, tentu akan selalu ada kesalahan.
“Kita di rumah aja kan ya ada aja salahnya, kotornya, tapi UMM terbuka pada kritik pada masukan. Tapi kami mohon publik juga check and re-check serta jangan terbawa arus media serta pandangan satu orang. Satu juta orang dibanding satu orang itu kan harus terus dicek objektivitasnya,” kata dia.
Haedar memastikan, UMM tidak akan ambil tindakan apa pun terkait hal ini.
“Kalau menyangkut orang yang sudah tidak di UMM kan enggak bisa dilakukan tindakan, kecuali kalau di dalam, ya kalau di era medsos orang bicara begitu ya nanti akan hilang dengan sendirinya. Bila perlu teman-teman datang ke UMM,” sambungnya.
Menko PMK Muhadjir Effendy juga bicara soal kabar viral tersebut. Muhadjir mengatakan, pihaknya sudah meminta Rektor UMM menindaklanjutinya.
“Sudah kita cek. Saya udah minta Pak Rektor untuk menelisik yang bersangkutan dan sudah diberi pemahaman yang cukup. Namanya pelayanan pasti ada kekurangan. Karena itu saya juga minta pimpinan melakukan pembenahan,” kata dia di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta pada Rabu (28/6).
Dalam salah satu unggahannya, akun tersebut juga membeberkan video ada tahi kucing di UMM. Terkait itu, Muhadjir merespons biasa saja. Menurutnya, di rumah menteri saja, tahi kucing tetap ada.
“Secara umum saya rasa apa yang disampaikan itu tidak ada prinsip. Misalnya kalau namanya tahi kucing, jangankan di kampus, di rumah dinas Menteri juga banyak itu. Jadi sebetulnya hal itu udah biasa,” kata dia.
“Hanya perlu cermat petugas kebersihan di kampusnya. Kebetulan saya ketua dewan pembina di Universitas Muhammadiyah Malang,” pungkasnya. (SP)