SPcom JAKARTA – Proses pencarian 8 penambang yang terjebak air di lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), dihentikan. Keputusan itu diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Forkompinda Banyumas dan atas sesuai dengan prosedur SAR.
“Apabila tanda-tanda korban tidak ditemukan ataupun tidak efisiensi lagi dalam pelaksanaannya, operasi SAR itu bisa dinyatakan ditutup,” kata Kepala Basarnas Cilacap Adah Sudarsa dilansir detikJateng, Selasa (1/8/).
Adah melanjutkan, apabila suatu hari nanti ada hal-hal yang di luar perkiraan, operasi pencarian bisa dibuka kembali. Saat ini delapan penambang tersebut statusnya dinyatakan hilang.
“Para korban kita nyatakan hilang,” ungkapnya.
Ia juga mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga korban yang hadir dalam agenda penutupan operasi pencarian.
Sementara itu, Danrem 071 Wijayakusuma Kolonel Czi Andhy Kusuma menjelaskan kendala utama dalam operasi pencarian kali ini adalah lubang tertutup genangan air.
Pihaknya sudah mendatangkan berbagai macam alat untuk menyedot air. Baik yang ada di atas permukaan maupun dalam permukaan.
“Karena lubang yang ada tergenang air sehingga menyulitkan kita untuk evakuasi. Kemudian kondisi lubang yang dalam dan sangat sempit,” kata Kolonel Andhy.
Pihaknya sudah mendatangkan berbagai macam alat untuk menyedot air. Baik yang ada di atas permukaan maupun dalam permukaan.
“Namun karena kita melawan alam, debitnya lebih tinggi, sehingga sampai dengan saat ini belum ada perkembangan yang signifikan. Kita juga sudah melakukan upaya pembendungan sumber air, tapi masih belum memberikan hasil maksimal,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, delapan penambang emas dilaporkan terjebak di lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. (SP)