BEKASI – Perusahaan baja terintegrasi terkemuka di Indonesia, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) mengumumkan untuk ikut dalam inisiatif Near-Zero Steel 2030. Inisiatif yang disponsori oleh First Movers Coalition (FMC) dari World Economic Forum ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan dan komersialisasi teknologi inovatif dengan emisi rendah dalam sektor baja global.
Baja, sebagai salah satu bahan paling krusial untuk konstruksi, infrastruktur, mesin, kendaraan, dan teknologi energi bersih, memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. The Mission Possible Partnership (MPP) memproyeksikan peningkatan permintaan baja hingga 30% pada tahun 2050, menekankan urgensi bagi industri baja untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan.
“Di GRP, kami memahami pentingnya memajukan inovasi dan kerjasama untuk mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi oleh industri baja. Dengan berpartisipasi dalam inisiatif Near-Zero Steel 2030, kami bertujuan menjadi pelopor perubahan transformatif, mendorong adopsi metode produksi baja yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ujar Kelvin Fu, Advisor GRP dalam keterangannya, Rabu (17/1/2024).
Fedaus, Presiden Direktur GRP, juga menekankan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dengan mengomentari partisipasi perusahaan ini. “Inisiatif Near-Zero Steel 2030 sejalan dengan komitmen kami terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kami mengakui peran penting baja dalam berbagai industri dan percaya bahwa dengan berpartisipasi aktif dalam inisiatif ini, kami dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Fedaus.
First Movers Coalition, yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan kekuatan pembelian mereka untuk mendorong pasar awal teknologi bersih, memimpin inisiatif Near-Zero Steel 2030. Inisiatif ini terdiri dari tiga tantangan terkait yang bertujuan untuk mendekarbonisasi industri baja.
GRP aktif berpartisipasi dalam Near-Zero Steel Supply Challenge, berusaha mengidentifikasi dan terhubung dengan produsen baja progresif secara global yang berkomitmen untuk menghasilkan baja dengan emisi mendekati nol. Tantangan ini mengatasi hambatan untuk meningkatkan pasokan baja mendekati nol dan mencari solusi potensial untuk mengatasinya.
Setelah identifikasi produsen baja ini, mereka akan dihubungkan dengan pembeli baja melalui Near-Zero Demand Challenge, mendorong perjanjian offtake formal untuk mengamankan pasokan di masa depan. Secara bersamaan, mitra teknologi yang memungkinkan akan dihubungkan melalui Near-Zero Enabling Technology Challenge, dengan tujuan menyediakan inovasi yang diperlukan untuk produksi baja dengan emisi mendekati nol di seluruh dunia.