Konon, pemilik Ajian Pancasona tidak bisa dibunuh. Karena setiap kali meninggal akan hidup lagi, jika jasadnya menyentuh tanah.
SPcom BLITAR – Datang ke Blitar, Jawa Timur, tidak hanya Makam Bung Karno yang pantas menjadi tempat bertetirah. Ada pusara yang lebih tua milik Patih Blitar Djojodigdo. Ya, inilah tokoh keramat yang sangat diberi hormat, oleh masyarakat Blitar. Hidupnya bagai legenda, karena berbalut banyak cerita metafisika. Salah satu yang paling legendaris adalah Ajian Pancasona, yang membuatnya bisa hidup lagi, jika dibunuh musuh.
Orang Blitar menyebutnya Pesanggrahan Djojodigdan. Terletak di Kalan Melati Kota Blitar, pusara patih legendaris itu ada di belakang rumah bekas kediamannya, di masa lampau. Suasana metafisika memang segera menyapa, begitu memasuki kawasan pesanggrahan. Ada kesilaman yang terlihat sangat lekat di sini. Hawa yang semakin mistik terlihat, saat sampai di komplek pemakaman.
Dikenal sebagai Patih Blitar, era kekuasaan pria kelahiran Kulonprogo Jogjakarta ini, di mulai pada 8 september 1877 hingga pensiun pada 1895. Memiliki nama lengkap Mas Ngabehi Bawadiman Djojodigdo, patih yang lahir pada Rabu Kliwon 29 juli 1827 ini, bukan hanya tokoh legendaries. Eang patih juga dikenal sebagai penurun trah bupati.
Setidaknya, ada tujuh keturunannya yang menjadi bupati di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Salah satunya Raden Mas Adipati Aryo Djoyoadiningrat, yang tak lain adalah suami Raden Ajeng Kartini. Patih Djojodigdo wafat pada Kamis Pon, tanggal 18 safar 1839 tahun Jawi, atau 11 Maret 1909 Masehi.
Usianya sangat panjang karena ia dikenal memiliki Ajian Pancasona, yang sangat ditakuti oleh bala Tentara Belanda. Lewat ajian inilah, Patih Djojodigdo ditakuti bukan hanya oleh Belanda, tapi juga para penjahat yang pernah merajalela. Ajian Pancasona memang pernah sangat dikenal, di masa lampau.
Sebagai keturunan Pangeran Diponogoro, pantas jika Patih Djojodigdo memiliki ilmu tingkat tinggi ini. Sebab beberapa Trah Diponegoro diketahui juga memilikinya. Sseperti diketahui, pemilik Ajian Pancasona tidak bisa dibunuh, karena setiap kali meninggal akan hidup lagi, jika jasadnya menyentuh tanah.
Menjadi legenda oleh karena kesaktiannya, Patih Djojodigdo meninggalkan banyak cerita. Termasuk cerita mistik di sekitar pusaranya di sisi kanan belakang rumahnya di Blitar. Konon, makam Eyang Patih dijaga oleh siluman ular, sehingga tidak sembarangan orang berani mendekati. Masyarakat di sekitar Pesanggrahan Djojodigdan juga mengakui, ada aura wibawa dari makam patih sakti ini. (SP)