Konon, banyak pekerja yang terenggut nyawanya karena kelelahan dan tidak kuat dengan siksaan dari Belanda.
SPcom JAKARTA – Membentang sejauh kurang lebih 117,5 meter membelah Sungai Cimandiri, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jembata Kuning beraroma horor dengan bumbu-bumbu misterinya. Kondisi jembatan itu kini tidak terurus, banyak semak-semak hingga pohon liar tumbuh di ujung jembatan.
Ada kenangan dalam bingkai cerita yang masih tertancap kuat di ingatan warga Kampung Mariuk, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Diketahui berdasarkan sejumlah literasi sejarah, Jembatan Kuning Bagbagan diresmikan tahun 1923 oleh Belanda. Mirisnya, parta pekerja pribumi yang dipekerjakan untuk membangun jembatan itu, konon tidak mendapatkan upah dari mandor Belanda.
“Banyak warga sekitar dilibatkan. Warga sekitar, dari Gunung Buleud, Loji, beberapa lainnya dari daerah Jampang termasuk almarhum kakek. Mereka kerja paksa, di bawah tekanan penjajah,” ujar Nanan, warga setempat. Menurut penuturan dari sang kakek kala itu, banyak pekerja yang terenggut nyawanya karena kelelahan dan tidak kuat dengan siksaan dari Belanda.
Jasad-jasad itu sebagian malah dikubur di dekat tiang pancang jembatan. “Seolah-olah dibuat tumbal ya, bagaimana nggak kecapean ada yang sampai mikul kayu dari Gunung Buleud yang jaraknya antara 6 sampai 10 kilometer. Yang capek meninggal jasadnya dikubur di bawah tiang pancang jembatan jadi seperti dibuat tumbal,” ungkap Nanan.
Konon karena itu pula, beragam cerita beraura horor pun berseliweran dis sekitar Jembatan Kuning. Mulai dari suara-suara misterius yang membuatbulu kuduk siapapun yang mendengarnya meregang, hingga penampakan mahluk-mahluk astral yang menyangkak.
Dan seiring dengan tidak difungsikannya lagi jembatan itu, sekarang ini sudah tidak ada lagi warga yang berani melintas karena memang berbahaya dan licin. Sebagian dasar pijakan jembatan bersejarah itu juga sudah banyak yang lepas dan dibiarkan tak terurus. (SP/berbagai sumber)