Jembatan Kaliketek pernah menjadi saksi peristiwa pemberontakan 1965. Konon banyak peristiwa pembunuhan dan mayatnya dibuang di bawah Jembatan Kaliketek
SPcom JAKARTA – Menjadi penghubung Desa Banjarejo, Kecamatan Bojonegoro, dengan Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Bojo negoro, Jawa Timur, jembatan Kaliketek menyimpan segudang cerita mistis. Padahal, jembatan ini pun terbilang ramai dilalui masyarakat serta banyak rumah dan warung yang berdiri di sekitar lokasi. Malah ada warung kopi yang kerap digunakan nongkrong warga setempat.
Partini, pemilik warkop di bawah Jembatan Kaliketek, tidak heran lagi dengan beragam fenomena gaib di sana. Sebelas tahun sudah dia berjualan. Nyaris setiap malam Jumat, perempuan 58 tahun itu mendapat gangguan dari makhluk gaib. ’’Sudah tak terhitung lagi, beda-beda gangguannya,” kata Partini.
Ketika sedang menjaga warkop, tiba-tiba muncul bau bedak bayi, suara perempuan nangis, sampai aroma amis kaya bau darah. Bukan hanya Partini, bau amis itu juga kerap meneror warga sekitar. Diduga berasal dari peristiwa pembantaian berdarah yang terjadi di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo tersebut.
Partini kecil kerap diceritakan kedua orang tuanya bahwa Jembatan Kaliketek pernah menjadi saksi peristiwa pemberontakan 1965. Banyak peristiwa pembunuhan dan mayatnya dibuang di bawah Jembatan Kaliketek. ’’Katanya dulu warna air sungainya jadi merah darah. Sampai berbulan-bulan nggak hilang warnanya,” ungkapnya, seperti dikutip radarmalang.
Kisah getok tular tersebut ditambah dengan keberadaan sejumlah makhluk gaib semakin menguatkan aura mistis di sekitar lokasi. Salah satu makhluk yang cukup masyhur di kalangan warga sekitar adalah genderuwo. Partini seperti malam-malam biasanya sedang duduk menunggu kedatangan pembeli ketika bau singkong rebus timbul tenggelam menusuk hidungnya.
Dia lantas tersadar, keberadaan bau tersebut menjadi penanda kemunculan genderuwo. Perlahan Partini menoleh ke arah jembatan dan mendapati bayangan hitam pekat dengan mata menyala sedang menatap ke arahnya. ’’Sosoknya gede, tinggi, item semua badannya. Lagi ngangkangi jembatan,” ucapnya. Penunggu Jembatan Kaliketek bukan hanya genderuwo, melainkan juga makhluk siluman.
Sebagaimana dituturkan Saiful Arif, warga Banjarsari, yang memiliki hobi memancing. Dia kerap melempar kail sembari menunggu tangkapan ikan di bawah jembatan. Tengah malam hingga subuh menjelang menjadi waktu favoritnya untuk pergi memancing. Saat asyik memancing, Arif dikejutkan dengan kemunculan seekor ular raksasa.
Ukuran ular tersebut nyaris sebesar paku bumi yang ditancapkan sebagai penyangga jembatan. ’’Kalau ular biasa nggak mungkin sebesar itu. Wong, ini gede banget ularnya sampai nggak kelihatan ujungnya di mana,” bebernya. Di samping siluman ular, terdapat siluman buaya putih yang menjadi penunggu di bawah jembatan. Namun, sosok tersebut diyakini hanya akan muncul pada momen-momen tertentu. Seperti menjadi semacam pertanda akan kedatangan marabahaya. (SP)