“Rata-rata yang sering datang ke sini ya, mimpi suruh datang ke beliau, kadang ketemu sama beliau mewujud siapa-siapa, ada yang bilang Raden Jaya, ada ini, seperti itu,” kata Nuril
SPcom JAKARTA – Tak banyak orang tahu, ada makam keramat dalam kebun binatang Ragunan. Makam tersebut ternyata milik almarhum Syekh Sona Wijaya Sakti, siapakah dia?. Syekh Sona Wijaya Sakti atau yang lebih sering disebut sebagai Mbah Jaya Ragunan, merupakan seorang pahlawan dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Syekh Sona bersatu untuk mengusir penjajah sekaligus mengajarkan agama bersama dengan Pangeran Jagaraksa, Syekh Datuk Agung Zakaria, Syekh Datuk Kuningan, dan Nyi Ros Kembang Pandan Wangi. Salah satu muridnya yang cukup tersohor adalah Pangeran Jayakarta .
Makam Mbah Jaya Ragunan memang terletak tidak terlalu dekat dengan kandang satwa di Ragunan, tepatnya berada persis di sebelah danau keramat. Bagian depan makam itu bernuansa cat hijau muda dengan pusara makam berada di dalam bilik kayu yang terkunci dan baru dibukakan jika ada peziarah yang datang ke sana. Diketahui Syekh yang memiliki julukan Eyang Upi Jaya Ragunan atau Mbah Jaya ini juga merupakan keturunan Cirebon. Tugas utamanya semasa melawan penjajah adalah sebagai panglima berkuda yang memimpin dan menyiapkan pasukan berkuda untuk menghadapi para prajurit dari Portugis.
Mbah Jaya juga diketahui banyak melatih pasukan berkuda yang merupakan prajurit terkuat andalan angkatan darat kesultanan. Ia melakukan pelatihan tersebut di wilayah Ragunan dan sekitarnya. Dengan pelatihan yang ia berikan, maka pasukan berkuda pun bisa melaksanakan tugas mereka dengan apik. Di samping itu, rekan-rekan perjuangannya pun memiliki peran masing-masing. Nyi Ros Kembang bertanggung jawab atas keperluan logistik, kemudian Syekh Zakaria menguatkan perairan dengan memimpin angkatan laut kesultanan. Selain itu, Syekh Datuk Kuningan memegang persenjataan, dan Pangeran Jagakarsa menjadi pemimpin komando.
Mereka berlima sukses menjalankan tugasnya masing-masing, sehingga pergerakan melawan penjajah pun menjadi lebih efisien dan cepat. Syekh Sona juga dikenal sebagai Syaikhuna Wijaya Sakti. Gelar syaikhuna ini menunjukkan bahwa ia merupakan orang yang memiliki ilmu keagamaan yang sangat dalam. Tak sembarang orang bisa mendapatkan gelar tersebut. Oleh karena istimewanya Syekh Sona, maka makamnya pun disebut keramat. Kata keramat ini berasal dari istilah karomah, yang berarti semasa hidupnya orang ini melakukan kegiatan membela agama Islam dan mendapatkan anugerah tertentu selama perjalanannya.
Penjaga makam keramat Mbah Jaya, Haji Nuril menuturkan, peziarah datang dari berbagai macam daerah tanpa batasan kepercayaan. “Rata-rata yang sering datang ke sini ya, mimpi suruh datang ke beliau, kadang ketemu sama beliau mewujud siapa-siapa, ada yang bilang Raden Jaya, ada ini, seperti itu,” kata Nuril. Namun, Nuril tidak bisa menjelaskan sejak kapan makam itu sudah ada di sana, begitu pula dengan silsilah Mbah Jaya. Menurutnya, riwayat beliau terputus. Tetapi Nuril menjelaskan makam itu sudah ada di sana jauh sebelum Kebun Binatang Ragunan didirikan. (SP/ berbagai sumber)