Artis berusia 38 tahun itu juga menyayangkan masalah royalti yang melibatkannya semakin melebar dari inti permasalahan
SPcom JAKARTA – Agnez Mo mengungkapkan rencananya untuk mengajukan kasasi setelah Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan dirinya bersalah dalam kasus pelanggaran hak cipta dan mewajibkan membayar ganti rugi Rp 1,5 miliar kepada pencipta lagu ‘Bilang Saja’, Ari Bias. Melalui unggahan di Instagram, Agnez menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kebenaran meski dihadapkan dengan kritik dan serangan pribadi.
Agnez juga menyoroti bahwa masalah royalti yang melibatkannya telah dibesar-besarkan dan mencatat dukungan dari rekan sesama musisi, seperti Melly Goeslaw dan Armand Maulana, yang turut menentang ketidakadilan. “Kasasi,” tulis Agnez Mo dengan emoticon ceklis, dikutip Kamis (13/2). Dalam slide berikutnya, Agnez menilai saat ini dirinya tengah berada dalam situasi yang cukup rumit. Namun, dia mengaku tak gentar dalam memperjuangkan kebenaran.
“Berdiri teguh untuk memihak kebenaran yang sesungguhnya, memang tidak pernah mudah. Tidak peduli seberapa tepat dan adilnya pendirian kita, akan selalu ada orang-orang yang memilih untuk menyalahpahami dan memelintir kata-kata,” lanjutnya. Artis berusia 38 tahun itu juga menyayangkan masalah royalti yang melibatkannya semakin melebar dari inti permasalahan. Agnez pun menyinggung adanya pihak yang menyerangnya secara personal.
“Bahkan mereka menyerang karakter kita semua karena keserakahan dan kepentingan mereka pribadi. Namun, bahaya yang sebenarnya datang dari mereka yang dengan lantang berteriak ‘demi keadilan’ tapi tingkah lakunya bertolak belakang. Tanpa malu-malu menyebarkan kebohongan demi kebohongan,” tulisnya lagi.
“Tidak banyak orang yang punya keberanian untuk berbicara menentang korupsi terang-terangan yang menggerus dan juga menentang keputusan yang absah secara hukum,”sambungnya. Dalam keterangannya, Agnez Mo juga sempat menyebut nama komposer handal, Melly Goeslaw hingga Armand Maulana yang ikut menyuarakan keresahan serupa.
“Itulah mengapa saya sangat menghormati Teh Melly, Kang Armand dan beberapa orang lainnya yang menolak untuk diam. Perlu kekuatan sejati untuk melawan arus kencang, apalagi saat para manipulator berusaha menyerang integritas pribadi karena upaya nekat mereka untuk mengendalikan narasi,” pungkasnya. (SP)