SPcom JAKARTA – Belakangan ini, peringatan darurat “Indonesia Gelap” tengah ramai diperbincangkan di media sosial sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru memasuki 100 hari pertama.
Berdasarkan pantauan, hingga 19 Februari 2025, terdapat 427.000 cuitan terkait topik ini di X. Gerakan ini meluas dengan seruan yang diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, menandakan upaya untuk menarik perhatian komunitas internasional.
Seorang pengguna X mengajak warganet untuk menerjemahkan pesan “Indonesia Gelap” ke berbagai bahasa asing dan menyebarkannya secara global.
“Habis terjemahin #IndonesiaGelap buat temen2 Brasil gua. Kata gua, kalau lu udah di luar atau bisa bahasa asing lain, TERJEMAHIN terus SEBARIN sih. Jangan ngendep di Indonesia aja, biar komunitas internasional pada tau! Kita bisa lawan pakai bahasa!” tulisnya pada Selasa, 18 Februari 2025.
Ajakan ini segera direspons oleh warganet yang mulai menyebarkan seruan dalam bahasa Inggris, Thailand, Italia, Prancis, Rusia, Mandarin, Tagalog, Vietnam, Korea, Jepang, Arab, Ceko, hingga Turki. Beberapa bahasa daerah, termasuk bahasa Jawa, juga digunakan dalam penyebaran pesan ini.
Dalam versi Bahasa Indonesia, peringatan “Indonesia Gelap” menyoroti beberapa isu krusial, di antaranya pemangkasan anggaran pendidikan, ketidaktuntasan kasus kekerasan aparat, dampak Proyek Strategis Nasional (PSN) terhadap lingkungan dan Masyarakat Adat, serta pelanggaran HAM yang dibiarkan tanpa pertanggungjawaban.
“Dalam gelap selalu ada cahaya. Masih ada mereka yang berani melawan, masih ada harapan untuk perubahan. #IndonesiaGelap adalah pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Jika kita terus bersuara dan bergerak, cahaya keadilan akan menemukan jalannya.” bunyi salah satu unggahan lainnya. (SP)