Tragis! Guru Pukuli Murid Hingga Kepala Retak, Polisi Turun Tangan

Tragis! Guru Pukuli Murid Hingga Kepala Retak, Polisi Turun Tangan

SPcom NTT – Seorang Guru Sekolah Dasar (SD) di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) tega memukuli siswanya yang duduk di kelas 4 Sekolah Dasar Inpres Muwur, Desa Wae Mantang, Kecamatan Rahong Utara berinisial JJ berusia 11 tahun. Ia memukuli di dalam kelas hingga siswa pingsan.

Kasus ini pun telah dilaporkan ke Polres Manggarai, pada Kamis, 20 Februari 2025.

Ditemui di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Manggarai, korban mengaku dipukul oleh gurunya bernama Aventinus Gandu.

Kejadian tersebut terjadi pada Selasa,18 Februari saat jam mapel PKN yang diampu pelaku.

Anak korban mengaku bahwa kekerasan yang dialaminya bermula saat guru AG masuk lagi ke dalam kelas setelah sempat pergi beberapa menit. Saat masuk lagi ke ruang kelas, lanjut korban, guru Aventinus marah karena mendengar suara gaduh dari kelasnya.

JJ yang sedang mencatat tugas mapel PKN tiba-tiba namanya disebut oleh salah satu anak sebagai biang kegaduhan itu.

Guru Aventinus sekuat tenaga memukul dengan dua tangan terkepal meninju di bagian telinga kiri dan kanan korban. Seketika korban pun roboh ke lantai dan Pingsan.

“Wucuk aku liha one longkor pake lime sua (Dia tinju saya di bagian kepala menggunakan kedua tangannya),” jelas JJ sambil memperagakan cara guru AG memukul kepalanya.

Korban baru sadar saat ia berada di kantor sekolah setelah ditolong seorang guru bernama Tarsy yang cepat-cepat menggendong korban ke ruang kerja kepala sekolah.

“Di ruangan kepala sekolah baru saya sadar. Teman saya kasih tahu saya jatuh ke lantai setelah dipukul dan Pak Tarsy (guru) yang gendong saya ke kantor sekolah,” tutur JJ.

Kampianus Jebaru (paman) yang mendampingi korban di kantor polisi menjelaskan kronologi kejadian ke petugas piket SPKT. Kampianus menjelaskan, kejadian tersebut baru diketahui pihak keluarga saat dirinya pulang dari kebun sore harinya.

Kampianus mengatakan, keponakannya itu tak sadarkan diri cukup lama.

“Guru Aventinus Gandu tidak menolong saat anak kami ini pingsan. Guru ini justru pergi dan masuk ke ruang kelas lain. Untung saja Jef ini ditolong guru-guru lain gendong ke kantor sekolah,” katanya.

Korban juga mendapat pertolongan dari dua orang perawat yang datang ke sekolah untuk memeriksa kondisi JJ atas permintaan kepala sekolah.

Kampianus juga mengatakan bahwa setelah pulang ke rumah korban terus mengeluh pusing. “Sekarang saja masih pusing,” imbuh Kampianus.

Sehari setelah kejadian, lanjut Kampaianus, JJ baru dibawa ke Rumah Sakit (RS) Ruteng untuk menjalani pemeriksaan karena korban mengalami pusing yang hebat dan susah tidur.

Hasil rontgen menunjukkan, JJ mengalami trauma kranium akibat retak halus pada bagian kepala.

“Memang dianjurkan untuk CT Scan wajah lagi,” jelasnya lanjut.

Dalam surat keterangan hasil pemeriksaan radiologi RSUD Ruteng yang dilihat VIVA, tertulis beberapa keterangan medis di mana terdapat suspek garis faktur hairline di Os Zygoma kiri dengan penebalan jaringan di sekitarnya.

Sehingga dokter bedah menyarankan anak korban mesti menjalani pemeriksaan CT Scan wajah rekonstruksi 3D non kontras.

“Kami tadi bawa hasil rontgennya. Kami besok harus ke rumah sakit lagi. Tadi ada kasih obat dari dokter untuk obat pusing,” tutup Kampianus. (SP)

GuruKepala retakMuridNTTPukul
Comments (0)
Add Comment