Viral! Patung Biawak Mirip Aslinya, Ini Kisahnya

Viral! Patung Biawak Mirip Aslinya, Ini Kisahnya

SPcom WONOSOBO – Sebuah patung Biawak berukuran besar dengan tinggi 7 meter di Desa Krasak Selomerto Wonosobo Jawa Tengah, viral di media sosial. Pasalnya, patung tersebut dinilai mirip dengan aslinya.

Patung yang berada di jalan raya Wonosobo-Banjarnegara, tepatnya berdiri di pojok belahan jalan jembatan Krasak ini, diunggah oleh beberapa akun media sosial di Instagram (IG) dan X.

Dalam unggahan tersebut patung ini sempat dibandingkan-bandingkan dengan patung lain di beberapa kota. Namun Patung Biawak tersebut dianggap mirip seperti biawak asli yang masih hidup, baik dari sisi bentuk maupun warna.

Penampakan Patung Biawak di siang dan malam hari akan berbeda. Di siang hari karena tidak ada penerangan lampu Patung Biawak akan tampak layaknya patung lainnya. Namun, jika Patung Biawak dilihat malam hari penampakannya persis seperti hewan biawak asli karena ada sorot cahaya lampu dari bawah patung yang bisa memberi efek warna tubuh Patung Biawak. Sekilas jika dilihat Patung Biawak laksana hewan biawak asli.

Salah satun foto Patung Biawak diunggah oleh salah satu akun di media sosial X. Dalam postingan tersebut juga disertakan patung lain seperti tugu pesut, patung gajah dan patung penyu.

Tidak hanya foto patung, dalam postingan juga disebutkan nominal anggaran pembuatan patung yang jumlahnya berbeda jauh. Jika patung lain ditulis menelan anggaran Rp 1 miliar lebih, Patung Biawak ditulis hanya Rp 50 juta. Sebuah perbedaan biaya yang cukup jauh.

Di postingan lain yang diunggah oleh akun @sosmedkeras di media sosial X. Dalam postingan tersebut juga menyinggung patung gajah dan tugu pesut.

“Tugu Gajah Gresik dan Tugu Pesut Mahakam menangis melihat karya ini,” tulisnya yang diunggah pada Jumat (18/4/2025) pukul 22.39 WIB.

Berdasarkan pantauan, Patung Biawak yang berada tepat di tengah jalan nasional yang menghubungkan Wonosobo-Banjarnegara ini terlihat berdiri gagah. Beberapa pengguna jalan berhenti untuk berfoto dengan Patung Biawak tersebut.

Ketua Karang Taruna Selomerto, Ahmad Gunawan Wibisono menyebut Patung Biawak tersebut memiliki ukuran 7 meter. Patung tersebut seperti sedang memanjat dan nangkring di atas tiang bangunan sebagai penyangga.

“Pembuatan patung ini merupakan gagasan dari Karang Taruna usai membuat kegiatan berkaitan lingkungan hidup. Di mana hewan biawak banyak dijumpai di Desa Krasak Selomerto sejak dulu hingga saat ini,” katanya.

Disebutkan, Patung Biawak setinggi 7 meter itu awalnya dibuat pengurus Karang Taruna Selomerto bersama Karang Taruna Desa Krasak membuat acara lingkungan hidup di daerahnya.

“Dari situ muncul gagasan untuk membuat patung yang ikonik. Karena dari dulu di sini itu banyak hewan biawak. Jadi akhirnya kami membuat Patung Biawak ini,” katanya, Selasa (22/4/2025).

Adapun proses pembuatan patung tersebut, imbuhnya, dilakukan hanya 1,5 bulan oleh seniman asal Wonosobo. Saat ini Patung Biawak tersebut belum selesai 100 persen. Nantinya akan dibuatkan taman di sekitar lokasi Patung Biawak tersebut.

“Untuk proses pembuatannya sekitar 1,5 bulan, tapi ini sebenarnya belum selesai, nanti mau dibuatkan taman. Kalau yang membuat itu seniman asli orang Wonosobo,” ungkap dia.

Perihal anggaran pembuatan patung, dia mengaku tidak tahu pasti. Pihaknya hanya penerima manfaat dan anggaran merupakan dari Pemkab Wonosobo. Pengurus Karang Taruna dan seniman yang membuat tinggal mendesain tidak menyediakan anggaran.

“Kalau anggaran tepatnya saya tidak tahu. Setahu saya ini dari CSR lewat Pemkab Wonosobo. Saya tidak tahu setelah diunggah di media sosial kok keberadaan Patung Biawak menjadi viral seperti saat ini,” akunya.

Kades Krasak Selomerto Supinah membantah anggaran pembuatan Patung Biawak menggunakan Dana Desa. Anggaran pembuatan patung merupakan dana CSR dari Pemkab Wonosobo.

“Di media sosial memang disebutkan menggunakan Dana Desa itu tidak benar. Itu dari CSR jadi pemuda Karang Taruna di sini mengajukan ke Pemkab Wonosobo dan dicarikan dana CSR,” ujarnya.

Namun demikian Kades Krasak mengaku bangga dengan adanya Patung Biawak di desanya. Pasalnya biawak sudah menjadi identitas desa termasuk asal muasal dinamakan Desa Krasak juga berhubungan dengan biawak.

“Tetapi saya bangga sekali ada Patung Biawak karena biawak ini menjadi ikon dari desa kami. Di mana nama Desa Krasak adalah karena dulu sering terdengar suara krasak krasak saat biawak lewat,” katanya. (SP)

BiawakPatung biawakwonosobo
Comments (0)
Add Comment