SPcom RIAU – Sebuah video yang memperlihatkan warga menggotong jenazah pria, viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di Desa Sinamanenek, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (3/5/2025). Jenazah terpaksa dibawa berjalan kaki lantaran tak ada ambulans yang bisa dipakai.
Dalam video berdurasi 2 menit 39 detik itu, terlihat sejumlah pria menggotong jenazah melewati jalan tanah. Awalnya jenazah hendak dibawa menggunakan sepeda motor, namun tak sanggup diangkut.
Rekaman tersebut dipenuhi suara perempuan yang diduga keluarga almarhum, mengungkapkan kekesalannya karena tak ada bantuan ambulans.
“Ndak lai ambulan do, payah, ndo lai do… kalau kek uwang kayo copek, kalau kek kami uwang musikin ko payah,” kata wanita itu dalam bahasa Melayu Kampar.
Jenazah tersebut diketahui bernama Kilut, yang meninggal mendadak saat memanen sawit di kebun milik orangtuanya. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Lokasi kebun berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah duka.
Sekretaris Desa Sinamanenek, Kurnia Sejahtra Muchlis, membantah pihaknya enggan meminjamkan ambulans. Ia menyebut gangguan listrik dan internet menjadi kendala utama komunikasi.
“Sebenarnya kami bukan tidak mau meminjamkan, tapi waktu listrik mati dan internet juga ikut mati. Jadi, kami tidak ada mendapat laporan atau yang bisa menghubungi desa,” ujar Kurnia, Senin (5/5/2025).
Ia menjelaskan, cuaca buruk menyebabkan listrik padam sejak Jumat (2/5/2025) malam hingga Sabtu malam. Akibatnya, informasi soal meninggalnya Kilut tidak sampai ke pihak desa.
Menurut Kurnia, Ketua RT sempat meminta bantuan ambulans dari PT Energi Gandewa, perusahaan terdekat dari lokasi kejadian. Namun, permintaan itu ditolak karena harus menunggu izin pimpinan.
Karena tidak ada respons, Ketua RT lalu menjemput ambulans dari puskesmas. Dalam proses penjemputan itulah jenazah dibawa warga secara manual. Video tersebut direkam saat jenazah masih digotong dari kebun ke rumah duka.
“Tapi sayangnya, video ketika jenazah dimasukkan ke ambulans tidak diambil. Dimandikan juga tidak ada divideo,” kata Kurnia.
Ia memastikan, setelah ambulans puskesmas tiba, seluruh proses penyelenggaraan jenazah berlangsung lancar.
Camat Tapung Hulu, Wira Sastra, membenarkan kejadian itu dan menyebut pihaknya telah mengambil tindakan.
“Sudah kami tindak lanjuti. Pihak desa kita panggil untuk dimintai penjelasan,” kata Wira, Senin (5/5/2025).
Wira menyampaikan, dari rumah duka ke pemakaman jenazah akhirnya diantar menggunakan ambulans puskesmas. Namun, ia mengakui sempat terjadi kekosongan ambulans saat jenazah masih di kebun.
Terkait dugaan diskriminasi terhadap warga miskin yang disinggung dalam video, Wira mengatakan belum bisa memastikan dan meminta masyarakat tidak langsung menyimpulkan tanpa informasi utuh. (SP)